KhutbahJumat pertama. Pada hari Jumat yang penuh berkah ini, kita diperintahkan bershalawat kepada Nabi akhir zaman, Nabi kita Muhammad shallallahu โ€˜alaihi wa sallam, kepada keluarga, para sahabat, serta pengikut setia beliau hingga akhir zaman. โ€œKemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah KhutbahJumat Singkat: Mengisi Bulan Muharram dengan Khidmat Terbaik. Diberikan kesempatan untuk berada di bulan Muharram sekaligus Agustus merupakan kurnia yang demikian agung. Karenanya, mari gunakan kesempatan ini untuk meningkatkan takwallah. Kita isi hari demi hari dengan khidmat terbaik. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi umat Kitasemua menyadari bahwa umur kita selama ini dari hari kehari bukanlah bertambah, tetepi sebaliknya, karena pada hakekatnya adalah berkurang. Kurang dan terus Artikel ini menyediakan naskah khutbah Jumat singkat bacaan 5 menit bertema Kondisi Umat di Akhir Zaman.. Sebagai umat Muslim hendaknya selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi akhir zaman.. Selain itu juga harus memahami tentang kondisi umat di akhir zaman nanti, sebagaimana yang akan dituangkan dalam naskah khutbah Nabiutusan Allah tidak tahu jelas kapan akan terjadinya akhir zaman atau Hari Kiamat datang, 3 Negeri Akhir Zaman yang Dianjurkan Dihuni. Jumat, 17 Juni 2022 Teks Khutbah Jumat Bulan Syawal 2022 atau 1443 H Pidato Singkat Penuh Makna Hanya 10 Menit 13 Mei 2022, 09:40 WIB Pemuda di Bandung Mengaku Diteror dan Diperas Sejumlah Uang Paraustadz juga melakukan ini, mereka sibuk membimbing umat, tapi tidak lupa untuk selektif dalam urusan makanan, mereka juga mengisi khutbah Jumโ€™at, tapi bukan berarti menolak badminton dan berenang, belum lagi mengajar di pondok, sungguh penuh keseharian mereka dengan hal-hal bermanfaat. Siapkah Anda Meneruskan Tongkat Estafet Dakwah ubyD. Di zaman akhir seperti sekarang, yang mengemuka adalah orang-orang dengan perangai buruk. Lebih mementingkan diri sendiri, menonjolkan yang dimiliki dengan menafikan pihak lain. Sifat sombong demikian melekat dan membuang jauh-jauh sifat tawadhu atau rendah hati. Karenanya di kesempatan ini khatib mengingatkan pentingnya sifat tawadhu tersebut menjadi bagian dalam keseharian. Lebih menyadari kesalahan diri dan mengapresiasi kelebihan orang lain. Terus berprasangka baik kepada kalangan berbeda dan menganggap diri hina dan tak pantas dimuliakan. Sifat tawadhu adalah mutiara di era saat ini karena memang sedikit yang menjaga sifat tersebut. Karenanya, selamatlah mereka yang memegang teguh sifat tawadhu dan membuang jauh-jauh perangai sombong. Untuk mencetak materi khutbah ini silakan tekan gambar printer, dan jamaah dapat menggandakan materi untuk disebar ke masjid atau khatib yang lain. Semoga memberikan manfaat. Redaksi Khutbah Pertama ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู. ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽู†ูŽุง ุจูุฃูŽุฏูŽุงุกู ุงู„ุดู‘ูŽุฑูŽุงุฆูุนู. ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุงูู„ูฐู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุณู‘ูŽู…ููŠู’ุนู ุงู„ู’ุจูŽุฏููŠู’ุนู ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุณูŽูŠู‘ูุฏูŽู†ูŽุง ูˆูŽุญูŽุจููŠู’ุจูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุงู„ุตู‘ูŽู…ูุนู. ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ู’ ูˆูŽุจูŽุงุฑููƒู’ ุนูŽู„ูฐู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูฐู‰ ุงูฐู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ุฃูŽุฌู’ู…ูŽุนููŠู’ู†ูŽ. ุฃูŽู…ูŽู‘ุง ุจูŽุนู’ุฏูุŒ ููŽูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู’ุญูŽุงุถูุฑููˆู’ู†ูŽ. ุงูุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ูŽู‘ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู…ููˆู’ุชูู†ู‘ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽ. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ูููŠ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุงูฐู†ู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ู. ุฃูŽุนููˆู’ุฐู ุจูุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุทูŽุงู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุฌููŠู’ู…ู ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูฐู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ูุŒ ูˆูŽุนูุจูŽุงุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูฐู†ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ูŠูŽู…ู’ุดููˆู’ู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุงูŽุฑู’ุถู ู‡ูŽูˆู’ู†ู‹ุง ูˆู‘ูŽุงูุฐูŽุง ุฎูŽุงุทูŽุจูŽู‡ูู…ู ุงู„ู’ุฌูฐู‡ูู„ููˆู’ู†ูŽ ู‚ูŽุงู„ููˆู’ุง ุณูŽู„ูฐู…ู‹ุง Jamaah Jumat Rahimakumullah Hal yang terus disampaikan oleh khatib di hadapan hadirin sekalian adalah pesan takwallah. Yakni menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang. Dan kalau kita menyadari sekaligus merenung, tentu ada makna yang lebih ditekankan mengapa pesan takwallah tersebut menjadi hal yang tidak terpisahklan saat ibadah shalat Jumat. Dalam artian selalu diingatkan khatib, maka sejatinya memang takwa adalah hal penting bagi seorang muslim. Apalagi orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa kepada-Nya. Dan salah satu bentuk ketakwaan itu adalah tawadhu atau sikap rendah hati. Jamaah yang Berbahagia Tawadhu berarti menempatkan kita lebih rendah daripada mereka semua. Hal ini guna mengubur sifat sombong yang kerap kali bergelora dalam diri kita. Tawadhu penting kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan kepada Allah SWT maupun kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya, meliputi manusia, hewan, tetumbuhan, dan sebagainya. Lawan dari tawadhu adalah sombong. Sombong adalah pangkal berbagai macam sifat tercela lainnya. Kita tentu hafal betul kisah Iblis yang menolak bersujud dalam rangka menghormati Nabi Adam AS. Itu tidak lain karena kesombongan makhluk terlaknat tersebut. Pasalnya, Iblis merasa lebih baik karena diciptakan dari api, sedangkan Nabi Adam as diciptakan dari tanah. Jamaah yang Dirahmati Allah Imam al-Ghazali dalam kitabnya, Bidayatul Hidayah menegaskan bahwa merasa lebih baik dari makhluk lain adalah bentuk kesombongan. Karenanya, kita harus meyakini bahwa sesungguhnya yang terbaik di sisi Allah SWT itu adanya di akhirat kelak. Hal demikian tentu saja tidak berada dalam jangkauan kita sebagai manusia biasa. Kita harus memiliki keyakinan bahwa orang lain itu lebih baik dari kita. Jika dalam pandangan mata terlihat buruk, kita tidak dapat menganggap keseluruhannya demikian. Setiap manusia pasti memiliki sisi yang baik. Imam al-Ghazali memberikan tips bagaimana kita menggunakan kacamata tawadhu dalam melihat siapa saja, anak kecil, orang tua, orang bodoh, atau kafir sekalipun. Anak kecil tentu belum dihukumi taklif sehingga tidak bermaksiat kepada Allah swt, sedangkan hari-hari kita tidak pernah lepas dari bermaksiat kepada-Nya. Dengan begitu, kita tidak perlu ragu untuk mengakui bahwa anak kecil itu lebih baik dari diri kita. Orang yang lebih tua dari kita seyogianya dipandang lebih baik dari kita. Sebab, mereka lebih dahulu daripada kita dalam beribadah kepada Allah. Karenanya, tak ada halangan lagi untuk meyakini bahwa mereka lebih baik daripada kita. Sekalipun ada orang yang tampak, mohon maaf, bodoh, kita juga harus meyakini kebaikan mereka. Sebab, jika pun mereka melakukan maksiat, tentu itu didasari atas ketidaktahuannya, sedangkan kita tetap bermaksiat, meskipun kita tahu bahwa hal tersebut salah dan dilarang Allah SWT. Bahkan, terhadap orang kafir pun kita tidak boleh merasa lebih baik. Sebab, mungkin saja di suatu saat nanti, atau mungkin di akhir hayatnya kelak, ia mengucapkan syahadat dan wafat dalam membawa keislaman dan keimanan. Hal demikian bukanlah sesuatu yang mustahil dan memang banyak terjadi. Hadirin Hafidlakumullah Dengan keyakinan demikian, perasaan tidak lebih baik dari orang lain, maka kita akan berusaha untuk terus memperbaiki diri, berintrospeksi, mencari kesalahan diri agar tidak lagi mengulanginya di kemudian hari dan menggantinya dengan sikap dan laku yang baik. Kita juga tidak mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi justru mencari dan menemukan kebaikannya untuk kita tiru, kita teladani sebaik mungkin sehingga kita bukan saja terhindari dari laku buruk, tetapi justru melampaui hal tersebut, yakni dengan berlaku baik. Oleh karena itu, jamaah Jumat sekalian, penting bagi kita untuk menerapkan sikap tawadhu dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, orang tawadhu adalah hamba Allah SWT yang utama. Hal ini ditegaskan Allah dalam Al-Qurโ€™an surat Al-Furqan ayat 63 ูˆูŽุนูุจูŽุงุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูฐู†ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ูŠูŽู…ู’ุดููˆู’ู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุงูŽุฑู’ุถู ู‡ูŽูˆู’ู†ู‹ุง ูˆู‘ูŽุงูุฐูŽุง ุฎูŽุงุทูŽุจูŽู‡ูู…ู ุงู„ู’ุฌูฐู‡ูู„ููˆู’ู†ูŽ ู‚ูŽุงู„ููˆู’ุง ุณูŽู„ูฐู…ู‹ุง Artinya Adapun hamba-hamba utama Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka dengan kata-kata yang menghina, mereka mengucapkan salamโ€™. Imam Abu Ishaq Ats-Tsaโ€™labi dalam kitabnya, Al-Kasyfu wal Bayan fi Tafsiril Qurโ€™an, menjelaskan bahwa hamba yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah hamba utama, yakni orang yang tawadhu, rendah hati. Bahkan, jika ada orang yang mengkhutbahiโ€™, menasihati dengan kata-kata yang justru tidak membuatnya nyaman, orang tersebut tetap menjawabnya dengan doa keselamatan. Dalam tafsir lain, Ibnu Hayyan mengatakan bahwa hamba utama itu menjawab dengan perkataan yang menyelamatkannya dari dosa. Meskipun diperlakukan dengan tidak baik, sikap tawadhu menghindarkan kita dari dosa-dosa berupa laku buruk yang serupa atau bahkan lebih sebagai balasan kepadanya. Kita justru akan menjawab perlakuan itu dengan kebalikannya, yaitu dengan mendoakan keselamatan, tetap menjaga etika dan akhlak kita, baik secara perbuatan ataupun perkataan, sebagaimana disebutkan oleh Imam Abul Qasim al-Qusyairi dalam kitab tafsirnya, Lathaiful Isyarat. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah Nabi Muhammad SAW bersabda sebagaimana dicantumkan Imam Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitab Lubabul Hadits ุงู„ุชู‘ูŽูˆูŽุงุถูุนู ู…ูู†ู’ ุฃูŽุฎู’ู„ูŽุงู‚ู ุงู„ู’ุฃูŽู†ู’ุจููŠูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽูƒูŽุจู‘ูุฑู ู…ูู†ู’ ุฃูŽุฎู’ู„ูŽุงู‚ู ุงู„ู’ูƒููู‘ูŽุงุฑู ูˆูŽุงู„ู’ููุฑูŽุงุนูู†ูŽุฉู Artinya Tawadhu merupakan bagian dari akhlaknya para nabi, sedangkan sombong adalah akhlaknya orang-orang kafir dan para firaun. Oleh karena itu, dengan kita bertawadhu, sesungguhnya kita tengah menjalankan salah satu akhlaknya para Nabi. Dan semoga, kita dapat senantiasa menjalankan sikap demikian ini. Meskipun mungkin akan sulit diterapkan karena beragam hal, mulai merasa diri pintar karena berprestasi, merasa lebih dekat dengan Allah karena selalu berjamaah di masjid, misalnya, dan sebagainya, tawadhu haruslah kita latih. Sedikit demi sedikit, insyaallah, kita akan terbiasa bersikap demikian. ุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ูููŠ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุงูฐู†ู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ู ูˆูŽู†ูŽููŽุนูŽู†ููŠู’ ูˆุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ุจูู…ูŽุง ูููŠู’ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุงูฐูŠูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู’ู…ู ูˆูŽุชูŽู‚ูŽุจู‘ูŽู„ูŽ ู…ูู†ู‘ููŠู’ ูˆูŽู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ุชูู„ูŽุงูˆูŽุชูŽู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ููŠู’ุนู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠู’ู…ู. ูˆูŽุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑู ุงู„ู„ู‡ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ูŽ ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูุณูŽุงุฆูุฑู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู ููŽูŠูŽุง ููŽูˆู’ุฒูŽ ุงู„ู’ู…ูุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽูŠูŽุง ู†ูŽุฌูŽุงุฉูŽ ุงู„ุชู‘ูŽุงุฆูุจููŠู’ู†ูŽ Khutbah Kedua ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ ุฃูŽู†ู’ุนูŽู…ูŽู†ูŽุง ุจูู†ูุนู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู’ุฅููŠู’ู…ูŽุงู†ู ูˆูŽุงู„ู’ุฅูุณู’ู„ูŽุงู…ู. ูˆูŽุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ูˆูŽุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูฐู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุฎูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ุฃูŽู†ูŽุงู…ู. ูˆูŽุนูŽู„ูฐู‰ ุงูฐู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ุงู„ู’ูƒูุฑูŽุงู…ู. ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุฅูู„ูฐู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ู…ูŽู„ููƒู ุงู„ู’ู‚ูุฏู‘ููˆู’ุณู ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุณูŽูŠู‘ูุฏูŽู†ูŽุง ูˆูŽุญูŽุจููŠู’ุจูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุตูŽุงุญูุจู ุงู„ุดู‘ูŽุฑูŽูู ูˆูŽุงู„ู’ุงูุญู’ุชูุฑูŽุงู…ู. ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู. ููŽูŠูŽุงุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุฃููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู†ูŽูู’ุณููŠู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ููŽู‚ูŽุฏู’ ููŽุงุฒูŽ ุงู„ู’ู…ูุชู‘ูŽู‚ููˆู’ู†ูŽ. ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽ ู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู’ู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ูŠูฐุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ุงูฐู…ูŽู†ููˆู’ุง ุตูŽู„ู‘ููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽ ุณูŽู„ู‘ูู…ููˆู’ุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ู‹ุง. ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ู’ ุนูŽู„ูฐู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽ ุนูŽู„ูฐู‰ ุงูฐู„ู ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุตูŽู„ู‘ูŽูŠู’ุชูŽ ุนูŽู„ูฐู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุจูŽุงุฑููƒู’ ุนูŽู„ูฐู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูฐู‰ ุงูฐู„ู ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุจูŽุงุฑูŽูƒู’ุชูŽ ุนูŽู„ูฐู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูฐู‰ ุงูฐู„ู ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุงุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูููŠ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุญูŽู…ููŠู’ุฏูŒ ู…ูŽุฌููŠู’ุฏูŒ. ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ูŽู‘ ูˆูŽุงุฑู’ุถูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู’ู†ูŽ. ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจู ู†ูŽุจููŠู‘ููƒูŽ ุฃูŽุฌู’ู…ูŽุนููŠู’ู†ูŽ. ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽุงุจูุนูุจู’ู†ูŽ ูˆูŽุชูŽุงุจูุนู ุงู„ุชู‘ูŽุงุจูุนููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽ ุชูŽุงุจูุนูู‡ูู…ู’ ุฅูู„ูฐู‰ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู. ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ูŽู‘ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู. ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุฏู’ููŽุนู’ ุนูŽู†ู‘ูŽุง ุงู„ู’ุบูŽู„ูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ูˆูŽุจูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ุทู‘ูŽุงุนููˆู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ุฑูŽุงุถูŽ ูˆูŽุงู„ู’ููุชูŽู†ูŽ ู…ูŽุง ู„ูŽุง ูŠูŽุฏู’ููŽุนูู‡ู ุบูŽูŠู’ุฑููƒูŽ ุนูŽู†ู’ ุจูŽู„ูŽุฏูู†ูŽุง ู‡ูฐุฐูŽุง ุฅูู†ู’ุฏููˆู’ู†ููŠู’ุณููŠู‘ูŽุง ุฎูŽุงุตู‘ูŽุฉู‹ ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุณูŽุงุฆูุฑู ุจูู„ูŽุงุฏู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ุนูŽุงู…ู‘ูŽุฉู‹ ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ. ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุงูฐุชูู†ูŽุง ูููŠ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽ ูููŠ ุงู„ู’ุงูฐุฎูุฑูŽุฉู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽ ู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู. ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุงูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑู ุจูุงู„ู’ุนูŽุฏู’ู„ู ูˆูŽุงู„ู’ุงูุญู’ุณูŽุงู†ู ูˆูŽูŠูŽู†ู’ู‡ูŽู‰ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ููŽุญู’ุดูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู. ูŠูŽุนูุธููƒูู…ู’ ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ูƒู‘ูŽุฑููˆู’ู†ูŽ. ููŽุงุฐู’ูƒูุฑููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ูŽ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑู’ูƒูู…ู’. ูˆูŽ ุงุดู’ูƒูุฑููˆู’ู‡ู ุนูŽู„ูฐู‰ ู†ูุนูŽู…ูู‡ู ูŠูŽุฒูุฏู’ูƒูู…ู’. ูˆูŽู„ูŽุฐููƒู’ุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุงูŽูƒู’ุจูŽุฑู Khutbah I ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ูุŒ ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ุงู„ุฐู‰ ู‡ุฏุงู†ุง ู„ู‡ุฐุง ูˆู…ุง ูƒู†ุง ู„ู†ู‡ุชุฏูŠ ู„ูˆ ู„ุง ุฃู† ู‡ุฏุงู†ุง ุงู„ู„ู‡. ุงุดู‡ุฏ ุงู† ู„ุง ุงู„ู‡ ุงู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡ุŒ ูˆุงุดู‡ุฏ ุงู† ุณูŠุฏู†ุง ูˆู…ูˆู„ุงู†ุง ู…ุญู…ุฏ ุตุงุญุจ ู‡ุฏุงุฉ ุงู„ุงู…ุฉุŒ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุงู„ุฐูŠู† ู†ุงู„ูˆุง ุฏุฑุฌุงุช ุงู„ุนู„ูŠุง ู…ุน ุงู„ู…ุบูุฑุฉ. ุงู„ู„ู‡ู… ูุตู„ ูˆุณู„ู… ุนู„ู‰ ุญุจูŠุจูƒ ูˆุฑุณูˆู„ูƒ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ ุฎูŠุฑ ุงู„ุฑุณู„ ุงู„ูƒุฑุงู… ุงู„ุจุฑุฑุฉ. ุงู…ุง ุจุนุฏ ุงููˆู’ุตููŠู’ู†ูู‰ู’ ู†ูŽูู’ุณููŠู’ ูˆูŽุงููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ููŽู‚ูŽุฏู’ ููŽุงุฒูŽ ุงู„ู’ู…ูุชู‘ูŽู‚ููˆู’ู†ูŽ. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ููู‰ู’ ูƒูุชูŽุงุจูู‡ู ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ูุŒ ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู. ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู…ููˆุชูู†ู‘ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู†ูŽ Maโ€™รขsayairal hรขdlirรฎn, hafidhakumullรขh, Di hari yang mulia, pada Jumat yang dijuluki sebagai sayyidul ayyam rajanya hari ini, marilah kita bersyukur atas nikmat tak terhitung dari Allah yang telah dilimpahkan kepada kita terutama nikmat iman dan kesehatan. Melalui mimbar ini pula, kami ingin mengajak dan berwasiat khususnya kepada diri saya pribadi, marilah kita tingkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah subhรขnahรป wa taโ€™รขlรข dengan cara menjaga dan melaksanakan semua perintah dan pada saat yang sama kita tinggalkan aneka macam larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya. Hanya dengan cara inilah insyaallah kita akan memperoleh ketenteraman dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat kelak, amin. Hadlirin hafidhakumullรขh, Pada suatu ketika nanti, manusia akan menghadapi suasana yang sangat mencekam dan menakuntukan. Di saat itu, manusia dikumpulkan di padang mahsyar kelak pada hari kiamat. Jarak antara matahari dan manusia sangat dekat. Sehingga yang dirasakan adalah kepanasan luar biasa. Air keringat mereka bercucuran mengalir, tidak hanya membasahi sekujur tubuh, namun bisa sampai membanjiri tubuh masing-masing sesuai dengan amal masing-masing saat hidup di dunia. Ada yang membanjiri seseorang setinggi mata kaki. tapi tidak sedikit juga yang sampai menenggelamakaan mereka. Hal tersebut dikarenakan amal kejelekan yang dilakukan ketika hidup di dunia. Pada situasi demikian, ada beberapa golongan yang memperoleh perlindungan dari Allah subhรขnahรป wa taโ€™รขlรข dari keadaan yang menakuntukan tersebut. Siapa mereka? Tidak lain adalah mereka yang disabdakan oleh Rasulullah shallallรขhu alaihi wa sallam ุณูŽุจู’ุนูŽุฉูŒ ูŠูุธูู„ู‘ูู‡ูู…ู ุงู„ู„ู‡ู ูููŠู’ ุธูู„ูู‘ู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ู„ุงูŽ ุธูู„ู‘ูŽ ุงูู„ู‘ูŽุง ุธูู„ู‘ูู‡ู ุงูู…ูŽุงู…ูŒ ุนูŽุงุฏูู„ูŒุŒ ูˆูŽุดูŽุงุจู‘ูŒ ู†ูŽุดูŽุฃูŽ ูููŠู’ ุนูุจูŽุงุฏูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ูุŒ ูˆูŽุฑูŽุฌูู„ูŒ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ู…ูุนูŽู„ู‘ูŽู‚ูŒ ุจูุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ุงูุฐูŽุง ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ุญูŽุชูŽู‰ ูŠูŽุนููˆู’ุฏูŽุŒ ูˆูŽุฑูŽุฌูู„ูŽุงูู† ุชูŽุญูŽุงุจู‘ูŽุง ูููŠ ุงู„ู„ู‡ู ุงูุฌู’ุชูŽู…ูŽุนูŽุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุงูู’ุชูŽุฑูŽู‚ูŽุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูุŒ ูˆูŽุฑูŽุฌูู„ูŒ ุฐูŽูƒูŽุฑูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูููŠู’ ุฎูŽู„ู’ูˆูŽุฉู ููŽููŽุงุถูŽุชู’ ุนูŽูŠู’ู†ูŽุงู‡ูุŒ ูˆูŽุฑูŽุฌูู„ูŒ ุฏูŽุนูŽุชู’ู‡ู ุงูู…ู’ุฑูŽุฃูŽุฉูŒ ุฐูŽุงุช ูŽู…ูŽู†ู’ุตูŽุจู ูˆูŽุฌูŽู…ูŽุงู„ู ุงูู„ูŽู‰ ู†ูŽูู’ุณูู‡ูŽุง ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงูู†ู‘ููŠ ุงูŽุฎูŽุงูู ุงู„ู„ู‡ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽุฑูŽุฌูู„ูŒ ุชูŽุตูŽุฏู‘ูŽู‚ูŽ ุจูุตูŽุฏูŽู‚ูŽุฉู ููŽุฃูŽุฎู’ููŽุงู‡ูŽุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ู„ูŽุง ุชูŽุนู’ู„ูŽู…ูŽ ุดูู…ูŽุงู„ูู‡ูŽ ู…ูŽุง ุชูู†ู’ููู‚ู ูŠูŽู…ููŠู’ู†ูู‡ู. ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุดูŠุฎุงู† ู€ Artinya โ€œAda tujuh golongan yang Allah akan menaungi mereka di dalam naungan Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naungan Allah subhรขnahรป wa taโ€™รขlรข, yaitu 1. Pemimpin yang adil 2. Pemuda yang tumbuh dalam beribadah atau mengabdi kepada Allah. 3. Seseorang yang hatinya tergantung di dalam masjid ketika ia berada di luar masjid hingga ia kembali lagi ke masjid. 4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah. Berkumpul dan berpisah karena Allah. 5. Seseorang yang berdzikir atau ingat Allah dalam kesunyian lalu kedua matanya mengalirkan air mata. 6. Seorang laki-laki yang digoda oleh perempuan berkedudukan tinggi, berlimpah harta dan cantik jelita, lalu laki-laki itu menjawab, โ€œSesunguhnya aku takut kepada Allah.โ€. 7. Seseorang yang merahasiakan amalnya, sehingga seolah-olah tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. Hadirin hafidhakumullรขh, Dengan keterbatasan waktu khutbah ini, kami tidak akan menguraikan satu persatu tentang tujuh golongan di atas. Kami hanya ingin sedikit fokus kepada golongan ketiga saja, yakni ุดูŽุงุจู‘ูŒ ู†ูŽุดูŽุฃูŽ ูููŠู’ ุนูุจูŽุงุฏูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ู โ€œGolongan pemuda yang hidupnya tumbuh dan berkembang untuk selalu beribadah, mengabdikan dirinya kepada Allah subhรขnahรป wa taโ€™รขlรข.โ€ Jamaah Jumat yang berbahagia, Di hari kiamat kelak, Allah akan memberikan apresiasi yang besar kepada para pemuda yang tekun beribadah. Kenapa? Karena banyak pemuda biasanya memang selalu cenderung rawan menjauh dari hal-hal positif yang bersifat mengabdi atau beribadah kepada Allah subhรขnahรป wa taโ€™รขlรข. Tidak sedikit daori mereka mengabdi atau mengikuti kesenangan hawa nafsunya sendiri. Hadirin, Menjadi pemuda rajin beribadah yang kelak akan memperoleh naungan dari Allah subhรขnahรป wa taโ€™รขlรข tentu tidak mudah. Perlu tekad yang kuat dan didasari dengan keimanan yang kokoh kepada Allah subhรขnahรป wa taโ€™รขlรข. Sehingga beribadahnya menjadi lifestyle atau hobi, yaitu kesenangan yang pada gilirannya merasa menjadi kebutuhan. Jika seorang hamba dalam pengabdiannya kepada Allah merasa sebagai kebutuhan, maka kebutuhan hidupnya di dunia akan dipenuhi oleh Allah 'azza wa jalla. Sebagaimana Allah telah berfirman ูˆูŽู…ูŽุง ู…ูู†ู’ ุฏูŽุงุจู‘ูŽุฉู ูููŠ ุงู„ู’ุงูŽุฑู’ุถู ุงูู„ู‘ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุฑูุฒู’ู‚ูู‡ูŽุง Artinya โ€œDan tidaklah ada makhluk yang melata di atas bumi ini kecuali Allah yang menanggung rezekinya.โ€ Hadirin yang berbahagia, Pemuda yang hidupnya tumbuh untuk beribadah sekaligus juga mempunyai kewajiban menjadi pemuda yang berakhlak mulia, rendah hati, tidak sombong, sabar, tidak serampangan, tidak mudah tersulut kemarahannya, jujur, tidak suka bohong, bisa dipercaya, tidak khianat, rajin, tidak menjadi pemuda yang pemalas, suka menolong, tidak individualis, peduli pada lingkungannya, dermawan, suka memaafkan, tidak pendendam, menghormati dan menghargai orang lain, tidak suka menghina serta sikap-sikap terpuji lainnya. Dengan demikian, jika ada pemuda ahli ibadah dan kehidupan kesehariannya bagus, Allah akan memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya. Ketika ia mati, kelak pada saat orang sedunia dikumpulkan menjadi satu dari generasi Nabi Adam hingga orang yang lahir besok saat mendekati kiamat, semua berkumpul dalam hiruk-pikuk yang agung. Pada saat tidak ada naungan sama sekali. Semua merasakan panas yang sangat terik. Pemuda yang ahli ibadah tadi mempunyai prioritas dari Allah. Ia akan mendapatkan naungan, sehingga ia tidak kepanasan. Pemuda itu adalah pemuda yang rajin beribadah dan sudah barang tentu sikap dan perilakunya baik terhadap sesama. Mudah-mudahan Allah subhรขnahรป wa taโ€™รขlรข senantiasa membimbing kita termasuk didalam tujuh golongan tadi, yang kelak kita akan mendapatkan naungan dan perlindungan Allah di padang mahsyar kelak. Semoga Allah menjauhkan lingkungan kita dari pemuda yang suka mabuk-mabukan, suka berjudi, mencuri, berpacaran membawa wanita bukan mahramnya ke sana-ke mari, semoga Allah menjauhkan mental remaja kita yang bobrok, semoga diselamatkan mereka, dientaskan menjadi remaja yang dekat kepada Allah, dekat kepada masjid, takwa kepada Allah subhรขnahรป wa taโ€™รขlรข, amin. ุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ูููŠ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู„ุนูŽุธููŠู’ู…ูุŒ ูˆูŽุฌูŽุนูŽู„ูŽู†ููŠ ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ุจูู…ุงูŽ ูููŠู’ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุขูŠูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู’ู…ู. ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุจูŽุฑู‘ู ุงู„ุชู‘ูŽูˆู‘ูŽุงุจู ุงู„ุฑู‘ูŽุคููˆู’ูู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู. ุฃุนููˆู’ุฐู ุจูุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุดูŠุทู† ุงู„ุฑู‘ูŽุฌููŠู’ู…ูุŒ ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุฑูŽู‘ุญู’ู…ูฐู†ู ุงู„ุฑูŽู‘ุญููŠู’ู…ูุŒ ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุญูŽูŠู‘ู ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ู‡ููˆูŽ ููŽุงุฏู’ุนููˆู‡ู ู…ูุฎู’ู„ูุตููŠู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุงู„ุฏู‘ููŠู†ูŽุŒ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู†ูŽ. ูˆูŽู‚ูู„ู’ ุฑูŽุจู‘ู ุงุบู’ููุฑู’ ูˆูŽุงุฑู’ุญูŽู…ู’ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุฃูŽุฑู’ุญูŽู…ู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุญูู…ููŠู’ู†ูŽ Khutbah II ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ู‰ูŽ ุฅูุญู’ุณูŽุงู†ูู‡ู ูˆูŽุงู„ุดู‘ููƒู’ุฑู ู„ูŽู‡ู ุนูŽู„ู‰ูŽ ุชูŽูˆู’ูููŠู’ู‚ูู‡ู ูˆูŽุงูู…ู’ุชูู†ูŽุงู†ูู‡ู. ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุงูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ุงูŽ ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃู†ู‘ูŽ ุณูŽูŠู‘ูุฏูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุงู„ุฏู‘ูŽุงุนูู‰ ุฅู„ู‰ูŽ ุฑูุถู’ูˆูŽุงู†ูู‡ู. ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูุนูŽู„ูŽู‰ ุงูŽู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ู’ ุชูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ู‹ุง ูƒูุซูŠู’ุฑู‹ุง ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู ููŽูŠุงูŽ ุงูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุงูุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ูููŠู’ู…ูŽุง ุฃูŽู…ูŽุฑูŽ ูˆูŽุงู†ู’ุชูŽู‡ููˆู’ุง ุนูŽู…ู‘ูŽุง ู†ูŽู‡ูŽู‰ ูˆูŽุงุนู’ู„ูŽู…ููˆู’ุง ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽูƒูู…ู’ ุจูุฃูŽู…ู’ุฑู ุจูŽุฏูŽุฃูŽ ูููŠู’ู‡ู ุจูู†ูŽูู’ุณูู‡ู ูˆูŽุซูŽู€ู†ูŽู‰ ุจูู…ูŽู„ุข ุฆููƒูŽุชูู‡ู ุจูู‚ูุฏู’ุณูู‡ู ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุชูŽุนุงูŽู„ูŽู‰ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ุขุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู’ู†ูŽ ุนูŽู„ู‰ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจูู‰ ูŠุข ุงูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆู’ุง ุตูŽู„ู‘ููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ููˆู’ุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ู‹ุง. ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ู’ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ุงูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุงูŽู†ู’ุจููŠุขุฆููƒูŽ ูˆูŽุฑูุณูู„ููƒูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ุขุฆููƒูŽุฉู ุงู’ู„ู…ูู‚ูŽุฑู‘ูŽุจููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงุฑู’ุถูŽ ุงู„ู„ู‘ู‡ูู…ู‘ูŽ ุนูŽู†ู ุงู’ู„ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู’ู†ูŽ ุฃูŽุจูู‰ ุจูŽูƒู’ุฑู ูˆูŽุนูู…ูŽุฑ ูˆูŽุนูุซู’ู…ูŽุงู† ูˆูŽุนูŽู„ูู‰ ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุจูŽู‚ููŠู‘ูŽุฉู ุงู„ุตู‘ูŽุญูŽุงุจูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽุงุจูุนููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุชูŽุงุจูุนููŠ ุงู„ุชู‘ูŽุงุจูุนููŠู’ู†ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุจูุงูุญู’ุณูŽุงู†ู ุงูู„ูŽู‰ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ูˆูŽุงุฑู’ุถูŽ ุนูŽู†ู‘ูŽุง ู…ูŽุนูŽู‡ูู…ู’ ุจูุฑูŽุญู’ู…ูŽุชููƒูŽ ูŠูŽุง ุฃูŽุฑู’ุญูŽู…ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุงุญูู…ููŠู’ู†ูŽ ุงูŽู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู ุงูŽู„ุงูŽุญู’ูŠุขุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงู’ู„ุงูŽู…ู’ูˆูŽุงุชู ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุนูุฒู‘ูŽ ุงู’ู„ุฅูุณู’ู„ุงูŽู…ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุฃูŽุฐูู„ู‘ูŽ ุงู„ุดู‘ูุฑู’ูƒูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุดู’ุฑููƒููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู†ู’ุตูุฑู’ ุนูุจูŽุงุฏูŽูƒูŽ ุงู’ู„ู…ููˆูŽุญู‘ูุฏููŠู‘ูŽุฉูŽ ูˆูŽุงู†ู’ุตูุฑู’ ู…ูŽู†ู’ ู†ูŽุตูŽุฑูŽ ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงุฎู’ุฐูู„ู’ ู…ูŽู†ู’ ุฎูŽุฐูŽู„ูŽ ุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽ ุฏูŽู…ู‘ูุฑู’ ุฃูŽุนู’ุฏูŽุงุกูŽ ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ูˆูŽุงุนู’ู„ู ูƒูŽู„ูู…ูŽุงุชููƒูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู. ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุฏู’ููŽุนู’ ุนูŽู†ู‘ูŽุง ุงู’ู„ุจูŽู„ุงูŽุกูŽ ูˆูŽุงู’ู„ูˆูŽุจูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ุฒู‘ูŽู„ุงูŽุฒูู„ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุญูŽู†ูŽ ูˆูŽุณููˆู’ุกูŽ ุงู’ู„ููุชู’ู†ูŽุฉู ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุญูŽู†ูŽ ู…ูŽุง ุธูŽู‡ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽุทูŽู†ูŽ ุนูŽู†ู’ ุจูŽู„ูŽุฏูู†ูŽุง ุงูู†ู’ุฏููˆู†ููŠู’ุณููŠู‘ูŽุง ุฎุขุตู‘ูŽุฉู‹ ูˆูŽุณูŽุงุฆูุฑู ุงู’ู„ุจูู„ู’ุฏูŽุงู†ู ุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ุนุขู…ู‘ูŽุฉู‹ ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ูŽ ุงู’ู„ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ. ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุขุชูู†ุงูŽ ููู‰ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽููู‰ ุงู’ู„ุขุฎูุฑูŽุฉู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู. ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุธูŽู„ูŽู…ู’ู†ูŽุง ุงูŽู†ู’ููุณูŽู†ูŽุง ูˆูŽุงุฅู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุบู’ููุฑู’ ู„ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุชูŽุฑู’ุญูŽู…ู’ู†ูŽุง ู„ูŽู†ูŽูƒููˆู’ู†ูŽู†ู‘ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุฎูŽุงุณูุฑููŠู’ู†ูŽ. ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ู ! ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑู ุจูุงู’ู„ุนูŽุฏู’ู„ู ูˆูŽุงู’ู„ุฅูุญู’ุณูŽุงู†ู ูˆูŽุฅููŠู’ุชุขุกู ุฐููŠ ุงู’ู„ู‚ูุฑู’ุจู‰ูŽ ูˆูŽูŠูŽู†ู’ู‡ูŽู‰ ุนูŽู†ู ุงู’ู„ููŽุญู’ุดุขุกู ูˆูŽุงู’ู„ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู ูˆูŽุงู’ู„ุจูŽุบู’ูŠ ูŠูŽุนูุธููƒูู…ู’ ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูŽุฐูŽูƒู‘ูŽุฑููˆู’ู†ูŽ ูˆูŽุงุฐู’ูƒูุฑููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุงู’ู„ุนูŽุธููŠู’ู…ูŽ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุงุดู’ูƒูุฑููˆู’ู‡ู ุนูŽู„ู‰ูŽ ู†ูุนูŽู…ูู‡ู ูŠูŽุฒูุฏู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุฐููƒู’ุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู’ KH Hanief Isma'il, Rais Syuriyah PCNU Kota Semarang

khutbah jumat tentang pemuda akhir zaman