seorang gigolo yang perkasa mampu melayani 3 tante sekaligus di dalam mobil pada hari itu juga. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini. Perkenalkan nаmаku Radhit usiaku 23 tahun, dan asalku dari pulau Sumatra. Dikota metropolitan (Jakarta) memanglah sanagta sulit mencari perkerjaan, semenjak aku lulus SMA
CeritaDewasa Seks - Warung yang terletak di pingggir jalan menjual aneka minum minuman keras, setiap malam selalu buka, dan yang disana rata rata laki laki berprofesi antara lain sopir angkot, penjudi, perampok dll dikenal tempat itu kumpulnya para bandit, ada yang berencan untuk merampok toko emas yang berada di seberang sana, mereka sedang merencanakan
ceritadewasa bercinta dengan ayah pacarku. mom selingkuh jepang. Missing: balapan. Bokep Indo Bocil Hd Any Hub XXX. tag/di-dalam-mobil-bokep-indo/1/ bokep indo. cerita dewasa. Cerita sex terbaru ngentot artis indonesia. anak kecil di perkosa bapa. Missing: balapan.
CeritaDewasa. Cerita Sex Daun Muda; Cerita Sex Skandal; Cerita Sex Setengah Baya; Cerita Sex Selingkuh; Cerita Sex Sedarah; Cerita Sex Fiksi; Home di mobil. Nikmatnya kuluman ayam kampus yang sexy di dalam mobil. Kisah ini bermula waktu gw beli hp BB,gw punya adik kelas anak akuntansi, awalnya hubungan gw ama dia biasa aja, ampe gw punya bb
BuMawar :"Jilat Vagina Ibu Bob" Aku :"iya bu" Kemudian aku pun Menjilati Vagina Bu Mawar TERSAYANG Cerita Dewasa "Bercinta Dengan Ibu Kos" - Kisah ini merupakan kenangan indahku ketika aku tidak sengaja harus bercinta dengan Ibu kos yang cantik dan seksi Singkat cerita pada hari itu dgn rencana yang matang dan peralatan yang lengkap di
CZ7B. ? NOVELBASAH ? “Akua, akua, akuaa! Akua, Mijon, Sprit, Panta! Yang aus, yang aus!” Teriak beberapa pedagang asongan dengan intonasi khas, menyelinap di celah barisan mobil-mobil yang tak bergerak. Pagi sudah tak lagi terlihat seperti pagi; matahari yang meninggi serta bising dan panas dari kendaraan membuatnya seolah sudah tengah hari. Sepasang muda-mudi tampak bengong di dalam Honda Jazz merah, menatap kosong pantat-pantat kendaraan yang berjajar di hadapannya. Lagu Ain’t It Fun-nya Paramore terdengar mengalun pelan di dalam kabin yang dingin ber-AC. “Udah sampe di mana kita?” Tanya Alya yang duduk di sebelah kiri kemudi. “Udah gak usah becanda.” Jawab adik Alya, Ivan yang memegang setir. “Idih sewot.” Tukas Alya sambil mengambil iPad putihnya di samping tuas rem tangan. “Abisnya, udah empat jam kita di sini gak kemana-mana.” Jawab Ivan dengan ketus. “Kak Al sih, coba tadi kita berangkat pagi banget bareng Papah, pasti gak gini ceritanya.” Pungkasnya. “Ya maaf.” Jawab Alya. “Banyak pesenan, cong.” Lanjutnya sambil mengoprek tabletnya itu. Keduanya terpaksa pulang mudik terlambat setelah Alya memaksa adiknya berbelanja oleh-oleh terlebih dahulu. Alya terlihat mengenakan tanktop double layer berwarna putih persik dan hotpants blue jeans, sesuai dengan perangainya yang super cuek tapi selaras dengan wajahnya yang cantik dan kulitnya yang putih. Sementara Ivan hanya mengenakan kaos biru kadet dengan jeans, menunjukkan tipe cowok yang santai. Kedua kakak-beradik itu hanya terpaut usia 2 tahun. Ting tong ting tong ting tong! “Hape lu tuh, angkat.” Perintah Alya. Ivan mengambil handphone-nya, melihat tapi kemudian mematikan panggilan itu. “Cieeeh dirijek.” Sindir Alya. “Siapa siiiih? Fans lu, yaa?” Cibirnya. Ivan tak menggubris sindiran kakaknya itu. “Kenapa sih lu, Van, udah kelas dua belas masih belum punya pacar?” Tanya Alya, heran dengan adiknya ini. Padahal menurut sepengetahuannya, cukup banyak cewek-cewek yang menyukai Ivan. “Jangan dibahas laah.” Jawab Ivan, mengelak. “Eh, seriusan. Kenapa?” Tanya Alya lagi. Ivan tak meresponnya. Sesungguhnya, standar cewek buat Ivan sudah terlanjur tinggi dipatok oleh kakaknya sendiri. Punya kakak yang cantik, fashionable, dan rajin merawat diri membuatnya susah mencari cewek yang mendekati itu di sekolahnya. Beberapa kali Ivan pernah mendekati cewek tapi tak satu pun yang sesuai dengan harapannya. “Ganteng sih cukup, rapi iya, bersih iya. Apa lu kurang nyekil, ya?” Alya mencoba menganalisa problem adiknya. Menurutnya, adiknya itu memang tak cuma santai seperti dia tapi juga terlalu pasif terhadap cewek. Ivan enggan merespon pertanyaan kakaknya itu. Jelas saja, melihat kendaraan macet yang sangat panjang, bisa dipastikan sebuah pembicaraan akan sangat panjang juga. Ivan tak mau jika tentang dirinyalah yang dibahas sepanjang sisa perjalanan. “Yah, dianya cuek.” Kata Alya. “Ya udah, gue tidur aja. Bosen.” Katanya lagi, menyimpan iPad-nya. Alya menarik tuas seatback dan mendorong sandaran joknya itu ke belakang. Ivan tak mempedulikan ocehan kakaknya itu dan membiarkan dirinya ditinggal tidur sendirian. Ivan menengok jam tangan yang dipakainya, sudah lebih dari empat jam kendaraan mereka tersangkut kemacetan arus balik. Tidak nyaman dengan posisi tidurnya, Alya menaikkan kaki kirinya ke dashboard. Mata Ivan terlihat menyudut, mengintip sepasang kaki mulus yang membentang di sampingnya. Ivan memang sudah sangat terbiasa melihat kakaknya memakai shortpants atau miniskirts, atau pakaian mini lainnya tapi sepertinya darah kelelakian remaja puber itu membuat dia tak pernah bosan dengan pemandangan yang mengundang’ itu. Usia mereka memang tak begitu jauh tapi tentu saja soal fisik Alya sudah jauh lebih dulu matang dari Ivan -dan itulah yang sering menjadi masalah buat Ivan. Apa yang Ivan lihat kali ini adalah kaki dengan jari-jari kaki yang terawat, betis yang kencang, dan paha ramping yang bersela, semuanya dia lihat di sepasang kaki jenjang yang kulitnya halus mulus dan putih bersinar bak mutiara. Sering kali Ivan hanya bisa menelan air liurnya jika mendapati keindahan seperti itu, terlebih jika dia mendapatkan bonus, seperti yang sedang diintipnya kali ini. Alya mengenakan jorts, celana jeans yang super pendek dengan jumbai-jumbai denim tak berkelim. Celana yang terlalu pendek yang hanya sekedar menutupi 5-7 sentimeter bagian paha Alya. Kaki kanannya yang terlipat dengan lutut keluar itu membuat selangkangannya membuka, menyisakan celah pada lubang kaki celana yang mendekati bagian selangkangannya. Melihat kakaknya sedang memejamkan matanya, Ivan menjulurkan pandangannya, mengintip permukaan terbuka yang memperlihatkan sebagian lapisan celana dalam dan permukaan selangkangan Alya. Sekali pun Alya memakai celana dalam putih mint tapi permukaan kulit selangkangan Alya yang putih seputih susu masih terlihat kontras dengan warna celana dalamnya itu. Bonus-bonus seperti ini yang selalu membuat Ivan kecil terbangun. Walau pun Alya adalah kakaknya sendiri, Ivan sudah lupa kapan terakhir kali melihat kakaknya bugil, membuatnya justru selalu tertarik dengan bagian-bagian tubuh yang selalu disembunyikan Alya. “Van.” Kata Alya. “Y-ya?” Tanya Ivan terkejut. “Turunin AC-nya dong, gue takut beser.” Jawab Alya. “Oh. Iya.” Jawab Ivan sambil memutar cakram temperatur AC-nya. — “So am I wrong? For thinking that we could be something for real? Now am I wrong? For trying to reach the things that I can’t see? But that’s just how I feel, That’s just how I feel That’s just how I feel..” Lagu Nico & Vinz terdengar menggetar dari speaker satelit dan subwoofer di dalam kabin kendaraan itu, seirama dengan ketukan telunjuk Ivan pada permukaan setir yang dipegangnya. Sudah dua jam berlalu sejak Alya tertidur tapi angka odometer di panel instrumen masih belum banyak bertambah, atau dengan kata lain jalanan amat sangat macet. “Van.” Alya terbangun dari tidurnya. “Gue pengen pipis.” Katanya, setengah bergumam. “Euh. Bentar.” Jawab Ivan sambil celingukan, melihat celah buat menepi di tengah-tengah kemacetan itu. “Ngga bisa, kak Al.” Kata Ivan, melihat mobil yang disetirnya persis berada di tengah-tengah. “Aduuuh, gue gak tahan.” Kata Alya sambil meringis menahan perutnya. “Van??” Desak Alya, kebingungan tak punya solusi. “Emm, emm.” Ivan terlihat ikut bingung. “Gimana dong? Mau pake botol?” Ivan juga tampaknya tidak tahu harus berbuat apa. “Aduuuh. Lu pikir gue cowok.” Protes Alya. “Aaaaaaah! Aduh, aduh!” Teriak Alya sambil berdiri, kemudian loncat ke jok belakang. Alya terlihat terdiam untuk beberapa saat setelah duduk di belakang. “Van. Koper gue di mobil Papah, ya?” Tanya Alya kemudian sambil nungging ke belakang, mengecek bagasi. “Lah situ naronya di mana?” Ivan balik bertanya sambil mengintip kakaknya dari cermin dalam. “Hah? Kak Alya ngompol??” Teriak Ivan, melihat jeans pendek kakaknya itu berbayang basah pada bagian bawahnya. “Hahaha!” Lanjutnya sambil mentertawakan kakaknya. “Ih sialan malah ngetawain.” Balas Alya kesal. “Nih, makan!” Katanya dari belakang sambil mengelapkan tangannya yang basah oleh air kencingnya ke wajah Ivan. “Aaaah, bau memeeeeeek!!!” Teriak Ivan sambil segera mengambil tisu dan mengelap mukanya, kemudian melempar tisunya ke belakang ke arah Alya. “Enak aja dibilang bau memek! Memek gue kagak bau!” Alya kembali mengusapkan tangannya ke wajah Ivan. “Mmh! Bauuu!” Ivan kembali menyeka wajahnya dengan tisu. “Bau apa sih lu!?” Tanya Alya kesal, merasa difitnah dibilang bau seperti itu. “Van.” Kata Alya kemudian. “Koper gue di mobil Papah, gue gak ada celana cadangan.” Rengek Alya. “Aku juga gak bawa apa-apa.” Jawab Ivan. “Lagian pantat kak Al kan gede, celanaku gak bakalan ada yang muat.” Ivan kebingungan. “Ada supermarket gak?” Tanya Alya sambil melihat-lihat ke samping jalan. “Nggak lah, ini masih hutan rimba.” Jawab Ivan, menunjuk rumah-rumah yang sepi dari pertokoan. “Lebay lu, ah.” Kata Alya. “Emang di mana kita?” “Cijapati.” Jawab Ivan. “Mau dikeringin pake AC gak celananya?” Tanya Ivan menawarkan solusi. Kepala Ivan mendadak penuh warna, membayangkan kakaknya melepas celananya di mobil. — “Nih.” Kata Alya sambil mengambil Minute Maid Pulpy Orange dari kantong plastik yang dibawanya dari Indomaret. “Thanks.” Ujar Ivan yang mendadak terlihat hanya mengenakan singlet putih. “Dapet celananya?” Tanyanya kemudian. “Enggak, cuma ada cangcut doang.” Jawab Alya sambil menunjukkan bungkusan celana dalam yang baru dibelinya. “Nih.” Alya melempar kaos Ivan yang tadi dipakai untuk menutupi celananya yang basah. “Jangan coba-coba bilang bau memek!” Teriak Alya, melihat Ivan yang akan membuka mulutnya setelah mencium-ciumi kaosnya. “Kayak lu tau aja bau memek kayak gimana.” Protes Alya sambil melangkah ke belakang. Ivan melirik Alya yang melangkah di sampingnya, menatap tak berkedip paha yang putih dan mulus itu. “Tau lah, kayak bau pesing gitu, kan.” Jawab Ivan membela diri. “Gue buka celana, awas lu kalo nengok.” Ujar Alya sambil menjulurkan tangannya ke spion dalam dan memutarnya ke arah samping, khawatir Ivan mengintipnya. “Bau pesing? Kata siapa? Sok tau.” Protesnya. “Memek bocah kali, Van, bau pesing.” Pungkas Alya sambil beranjak persis ke belakang jok Ivan. Jantung Ivan mendadak berdegup kencang mengetahui kakaknya itu akan mengganti celana dalam. Sepertinya Ivan tak ingin kehilangan momen itu tapi dia tak memiliki cara untuk memanfaatkannya. Dia berpikir keras untuk bisa mengintipnya tanpa sepengetahuan Alya. Tapi sia-sia, tak satu pun keluar ide dari kepalanya. “Nih, jemurin.” Kata Alya sambil menjulurkan hotpants-nya itu ke depan. Ivan mengambilnya dan bermaksud meletakkannya di dashboard. Pikirannya semakin kacau, terbayang kakaknya itu hanya menggunakan celana dalam di belakang sana. Karena dashboard cukup jauh, akhirnya langkah ini akan dia coba gunakan sebagai modus untuk memalingkan wajahnya ke belakang. Tapi belum sempat Ivan bergerak, “Nih, ini wangi memek beneran.” Kata Alya tiba-tiba sambil menyentuhkan telunjuknya ke hidung Ivan, setelah sebelumnya Alya menyelipkan telunjuknya ke dalam celana dalam yang baru saja dipakainya. “Mana bau pesing? Itu namanya wangi.” Ujarnya. Seolah terhipnotis, Ivan terpaku dengan aroma yang keluar dari telunjuk Alya. Aroma wangi segar yang bercampur sedikit wangi lembab yang khas. Wangi yang sangat familiar buat Ivan. Sudah sejak masuk SMP Ivan menjadi perompak celana dalam. Celana dalam siapa lagi kalau bukan punya kakaknya? Sejak kakaknya berubah menjadi seorang remaja putri yang menarik, hal-hal pribadi milik Alya selalu menjadi magnet perhatiannya. Awalnya hanya sekedar ingin tahu, lama-lama menjadi candu dan inspirasi pelampiasan hasrat pubertasnya. Bra, miniset, kaos dalam, celana dalam, celana pendek spandex, dan segala pakaian yang meninggalkan aroma khusus dari tubuh kakaknya. Nyaris semua aroma bebauan, dari wangi artifisial; parfum, cologne, lotion, sampai wangi alami pengaruh hormon estrogen dalam tubuh kakaknya; keringat, ketiak, apalagi bau dari celana dalamnya. Wangi lembab yang barusan tercium itu mengingatkan Ivan pada celana dalam Alya yang biasa dicurinya. Wangi yang biasanya cukup kuat pada bagian tengah celana dalam yang biasanya disertai noda, atau yang masih disertai cairan lengket jika Ivan mengambilnya tidak lama setelah dipakai Alya. Tapi ada hal yang Ivan sadari berbeda dengan apa yang selama ini dia cium, kali ini bukan hanya lembab tapi juga wangi fresh yang menyegarkan. Wangi yang tak pernah dia temui sebelumnya. “Heh!!! Kenapa jadi ngelamun!!” Teriak Alya. Alya yang bawahannya hanya mengenakan celana dalam yang baru dibelinya itu loncat kembali ke jok di samping Ivan. Tapi sial buat Ivan, sebelum dia sempat melihat bagian terbuka milik kakaknya, Alya lebih dulu mengambil kaos Ivan yang belum sempat kembali dia kenakan, dan secepat kilat menutupkannya pada pahanya. Alya melihat ke sekelilingnya, memastikan tak ada orang dari kendaraan lain yang melihatnya tadi. “Kita sambil melipir aja, Van, cari toko baju. Kalo macet terus, gue pasti perlu celana. Tapi kalo lancar sih gak apa-apa.” Pesan Alya. Ivan masih terlihat bengong, tak merespon omongan Alya. “Eh, kok lu kayak yang horny, Van?” Tanya Alya keheranan setelah melihat wajah Ivan yang mendadak cerah. Pupil mata Ivan terlihat melebar namun kelopak matanya menyempit sayu, alis matanya turun, Ivan seperti sedang di bawah pengaruh obat penenang. Ivan yang masih tak menjawab terkejut ketika tiba-tiba saja Alya mengulurkan tangannya memegang bagian selangkangannya. “Iiiih, lu horny sama gueeeeee???” Teriak Alya histeris menemukan batang kelamin Ivan tegak mengeras. “Kak Alya!!” Teriak Ivan, melotot ke arah tangan Alya yang persis menekan kemaluannya. Kendati protes, Ivan tetap membiarkan tangan Alya menyentuh kemaluannya, tak bisa berbohong dengan kebutuhan biologis tubuhnya. “Kok bisa, Van?” Tanya Alya. Alya sendiri tidak menarik kembali tangannya. Diam-diam dia terkejut mendapati batang kejantanan adiknya itu terasa besar dan tebal. Alya sendiri tak ingat kapan terakhir kali dia melihat kemaluan Ivan. Namun yang pasti, ukurannya sekarang jauh lebih besar dari yang dia kira. Awalnya Alya tidak membuat gerakan apa-apa tapi karena kepenasarannya, Alya refleks menggerakan tangannya maju hingga ke ujung akhir kepala penis Ivan dan kemudian mundur hingga pangkal batangnya. Alam bawah sadar Alya cukup penasaran dengan ukuran penis Ivan yang sesungguhnya. Tapi hal itu diterjemahkan lain oleh Ivan. Ivan yang kemaluannya sudah ready’ itu menggelinjang sedikit, mendapatkan rasa nikmat dari pergeseran tangan Alya. “Eh sori, gue gak maksud.” Ucap Alya, melihat adiknya terlihat keenakan dengan gerakan tangannya. Alya tak ingin hal itu disalah-artikan, dia pun menarik kembali tangannya. Tak pernah terpikirkan dalam benak Alya jika adiknya bisa terangsang olehnya, bahkan bisa menerima sentuhan darinya. Alya sendiri sudah membuang jauh ketertarikan fisik dengan adiknya, sekali pun tak bisa disangkal oleh tubuhnya jika dirinya juga sedikitnya menikmati hal-hal seperti itu. Walau pun Alya lebih dewasa dan lebih memahami arti dari hubungan adik-kakak tapi terkadang refleks dari tubuhnya yang penasaran membuatnya tak sadar. Tak jarang Alya mendapati dirinya ngobrol dengan Ivan tanpa alasan yang jelas ketika Ivan pulang bermain futsal padahal hanya untuk sekedar menghirup wangi keringat maskulin Ivan atau ketika Ivan selesai mandi, Alya tak sadar jika dia sering sekali mengajak Ivan bercanda hanya untuk melihat dada Ivan yang bidang atau melirik pantat Ivan yang hanya berbalut handuk. Tapi semua hanya sejauh itu, Alya masih cukup sadar untuk tidak terjebak lebih dalam. Terkecuali hari ini, Alya cukup terpesona dengan batang kemaluan Ivan yang sejak sekian tahun baru disadarinya kembali. “Lu kok kayak yang keenakan.” Ujar Alya. Lagi-lagi Alya tak sadar tangannya telah kembali memegang kemaluan Ivan. Bukan hal yang diinginkan Alya sama sekali tapi itu tetap terjadi di luar kendali akal sehatnya. Ivan masih tetap terdiam mendapati tangan Alya kembali menyentuhnya. Bukan pengalaman pertamanya memang, penisnya disentuh cewek bukanlah hal yang aneh karena Ivan juga tak jarang digoda atau menggoda cewek-cewek. Namun usapan tangan Alya diluar dugaannya, jiwa kelelakiannya bergejolak, bukan saja karena Alya adalah kakak kandungnya sendiri tapi juga karena selama ini Alya adalah sosok cewek yang selalu menjadi favoritnya. Sosok mustahil yang hanya bisa Ivan bayangkan dalam khayalannya, bukan dalam dunia nyata. “Ini enak?” Tanya Alya sambil menatap mata Ivan yang terlanjur terbuai gairah, jempol tangannya mengusap-usap bagian leher kemaluan Ivan yang masih terlapisi jeansnya. Ivan mengangguk, tubuhnya yang haus akan pelampiasan itu tak bisa berbohong. Alya melihat ke luar, mengecek jika orang dari kendaraan lain bisa melihatnya. “Sejak kapan punya lu jadi gede gini, Van?” Tanya Alya. “Sejak teteh susunya gede. Haha.” Jawab Ivan sambil bercanda. “Haha!” Alya tertawa cukup keras, mengingat hal itu sangat logis. “Jangan-jangan lu suka sama tetek gue ya?” Tanya Alya memancing. “Iya lah. Punya kak Alya gede.” Jawab Ivan jujur. Alya tersenyum merasa tersanjung. “Van.” Kata Alya kemudian. “Jangan mikir yang aneh-aneh dulu, ya.” Ujar Alya mengantisipasi sesuatu. “Liat, ya? Penasaran.” Pinta Alya sembari menunjuk kemaluan Ivan. Ivan tentu saja mengangguk setuju, cowok mana yang mau menolak cewek minta izin melihat anunya? Ivan melihat sekelilingnya, memastikan mereka berada di situasi yang aman. Reflektor film di jendela kendaraannya sudah dia ketahui membuatnya aman dari intipan orang di luar, terkecuali dari jendela bagian depan. Namun tak ada kendaraan yang memiliki tinggi signifikan untuk mengintip mereka dari depan. Alya pun membuka kancing dan menurunkan ritsleting celana Ivan. Kemudian dia menarik celana dalam yang menghalangi kemaluan Ivan. Alya tampak takjub melihat benda tegang berurat yang ternyata cukup besar, lebih besar dari yang Alya pikirkan dan yang pernah dia lihat di jaman dahulu kala. Bukannya puas setelah melihat itu, Alya justru merasa horny karenanya. Dua adik-kakak ini nampaknya masing-masing sudah cukup tergugah secara seksual tapi tak satu pun yang menunjukkan sinyalnya terang-terangan. Alya sendiri bisa berbuat sekehendaknya karena merasa dia yang paling tua tapi tetap saja dia terlalu gengsi untuk memperlihatkan itu secara terbuka. Sementara Ivan bersikap sebagaimana seorang adik seharusnya, dia tak berani berinisiatif apa pun, khawatir menjadi salah di mata kakaknya. Keduanya merasakan dorongan birahi yang sama namun keduanya juga sama-sama tak ingin hal ini menjadi sumber bencana. Ivan diam saja ketika Alya meraba-raba urat-urat dan renjulan-renjulan samar di penisnya. Sentuhan jemari lembut kakaknya dirasanya bak belaian bidadari yang membuai hasratnya. Alya sendiri rupanya sudah terlalu terangsang. “Lu beneran belum punya pacar? Belum pernah begini-beginian sama cewek?” Tanya Alya bermodus. Ivan menggeleng, berbohong. Berharap besar yang dilakukan kakaknya itu tak berhenti sampai di situ. “Kalo ini?” Tanya Alya sambil kemudian menjulurkan lidahnya dan menjilati leher kemaluan Ivan. Alya menengok Ivan kembali, menanti dengan cemas reaksi Ivan. Ivan masih menggeleng dengan tenang padahal dalam hatinya Ivan begitu terkejut kakaknya sendiri ternyata cukup berani melakukan itu. Sadar jika sekenarionya sukses, dalam hal ini apa yang dilakukannya bisa diterima dengan positif oleh Ivan, Alya membuka mulutnya dan memasukkan kepala penis Ivan ke dalamnya. Ivan yang masih terkejut tapi senang terlihat terpejam, menikmati hangat mulut kakaknya itu. Sentuhan lidah yang basah di dalam mulut Alya membuatnya terdiam nikmat, terlebih ketika mulut kakaknya itu menghisap-hisap dan menyedot-nyedot kemaluannya. Ivan pun refleks menarik tuas pengatur jarak duduk hingga joknya lebih mundur, menyisakan ruang yang cukup banyak untuk kakaknya. Alya menggerak-gerakkan mulutnya, menarik-narik kemaluan Ivan keluar-masuk mulutnya. Terlanjur terangsang, Alya meraih tangan Ivan dan menyelipkannya pada baju Ivan yang menutupi pahanya. Ivan merasakan tangannya menghampiri permukaan yang hangat, bagian selangkangan Alya yang hanya berlapis celana dalam. Melihat adiknya tidak cukup ahli beraksi di sana, Alya mencoba membantu tangan Ivan tiba di lokasi yang sangat dia inginkan. “Mhh..” Alya terdengar melenguh, mengarahkan jemari Ivan pada klitorisnya tapi mulutnya pun tak berhenti menghisap kemaluan Ivan. “Van.” Ujar Alya, berhenti melakukan aktivitasnya. “Kamu ngerasa enak, gak?” Tanya Alya. Ivan terkejut mendengar kakaknya menggunakan panggilan Kamu’, membuat dirinya serasa lebih dekat dengan Alya. Ivan berpikir, mungkin karena kakaknya ini sudah cukup terangsang. Tanpa ragu-ragu Ivan mengangguk. “Kayaknya kita harus parkir.” Kata Alya. — “Van.” Ucap Alya yang sudah duduk di belakang dengan wajahnya yang sudah sayu, merentangkan tangan menyambut Ivan yang beranjak menuju ke arahnya. Ivan melangkahkan kaki ke belakang tanpa bisa bersabar lagi, kakaknya yang cantik itu sudah duduk dengan bawahan celana dalam yang sudah tak terhalangi apa pun lagi. Siang hari yang terik tampaknya tak begitu terasa oleh kedua insan di dalam mobil yang ber-AC itu. Kendaraan mereka terparkir di depan sebuah pabrik garmen yang terlihat sepi. Kendaraan-kendaraan lain tampak masih berbaris di sepanjang jalan itu. Sepasang adik-kakak yang sedang dibakar gelora itu tampaknya sudah terlanjur bernafsu. Tak peduli lagi dengan sekelilingnya, Alya sudah tak bisa lagi menahan-nahan hasratnya, sementara Ivan tentu tak ingin menyia-nyiakan kesempatan di pelupuk mata. “Yakin kak Al kita ga bakalan apa-apa?” Tanya Ivan yang sudah duduk itu celingukan melihat ke luar. Jendela-jendela belakang kendaraan mereka memang cukup gelap, tak mungkin terlihat jika selintas lalu tapi tetap saja Ivan khawatir jika ada orang yang betul-betul mencurigai mereka dan mengintipnya ke jendela. “Tenang, Van. Mau telanjang pun gak bakalan ada orang yang percaya kita berbuat aneh. Lagi pula siapa yang berani marahin adik-kakak cuma gara-gara gak pake baju, palingan mereka yang malu duluan.” Jawab Alya menenangkan. Alya menarik celana Ivan turun hingga lutut Ivan, lalu kembali menghisap batang kejantanan Ivan yang sudah menjulang. Tak tahan dengan penis yang tegap berurat itu, Alya melepas celana dalamnya. Ivan mencoba bersikap tenang sekali pun untuk kali pertamanya dia melihat selangkangan Alya yang putih tak berpenghalang. Rambut kemaluan kakaknya itu terlihat rapi dan enak dipandang. Jantung Ivan berdegup kencang ketika paha yang jenjang itu melangkahi dirinya. Sejujurnya, ini adalah pengalaman berhubungan intimnya yang pertama kali. Tapi gugupnya itu sirna ketika Alya membuka pakaian luar dan branya. Kegugupan Ivan terbius oleh dua benda indah yang menggunung di hadapannya. Dua payudara yang kencang itu bak dua lemon besar yang kenyal dan berisi. Putingnya menguncup dan tegang, membuat gila siapa pun yang melihatnya. Alya bertumpu pada kedua lututnya di jok, mengangkangi Ivan yang duduk. Dia meraih benda tegak milik Ivan dan mengeluskannya pada permukaan bibir kemaluannya. Ditempatkannya batang ber-helm itu pada sela bibir kemaluan Alya yang sudah merekah itu. Alya mencoba menggoyangkannya, memutar-mutarnya, liang senggamanya yang belum cukup basah itu membuat kemaluan Ivan terasa seret. “Aaah.” Desah Alya ketika kepala dan batang penis Ivan melesak, menyelinap masuk mengganjal liang vaginanya. Ivan terpejam, keperjakaannya telah hilang dengan cara yang sangat menyenangkan. Ivan begitu menikmati denyut-denyut kenikmatan yang terhantar dari batang kemaluannya. Dia merasakan batang kemaluannya terhisap oleh rongga panas yang sempit yang dipenuhi oleh dinding-dinding yang empuk dan lembut. Baru disadari olehnya jika berhubungan intim itu tak ada bandingannya dengan onani. “Pelan aja ya? Biar mobilnya gak goyang.” Ujar Alya sambil mencoba menggerakan pantatnya turun-naik. “Enak gak, Van?” Tanya Alya. Ivan hanya mengguk. “Kak Al?” Ivan bertanya balik. “Banget. Emmh.” Jawab Alya sambil mendesah. “Tau gini dari dulu, Van. Ahh.” Desahnya kemudian. Alya memang tak mengira jika batang kemaluan yang selama ini selalu ada di rumahnya itu sangatlah nikmat. Batang kemaluan Ivan yang menyeret-nyeret dinding vaginanya dirasakannya seolah belaian angin musim semi, mengelus dan memijatnya dengan penuh kenikmatan. Alya mengambil tangan Ivan yang masih malu-malu, kemudian menyentuhkannya pada dua payudara yang kedua ujungnya sudah tegang itu. Ivan yang memang terlalu takut merusak suasana untuk melakukan sesuatu itu begitu kegirangan mendapat izin untuk memegangi buah dada kakaknya yang indah itu. Ivan menggenggamnya, mengusapnya, mengelusnya, dan meremasnya. Alya hanya terpejam menikmati dua stimulasi yang nikmatnya minta ampun itu. “Van.” Ujar Alya berbisik sambil menggerakkan pantatnya penuh dengan perasaan. Alya menegakkan badannya, mengarahkan kedua payudaranya persis di wajah Ivan. Lalu dia mengusap lembut rahang Ivan dan menarik leher Ivan maju. Ivan tahu apa yang diingikan kakaknya. Tanpa basa-basi, Ivan menghisap puting payudara Alya. Cukup lama keduanya saling berpacu kenikmatan, sekali pun samar kendaraan yang mereka naiki itu sedikit bergoyang tapi tak begitu terlihat untuk orang lain. “Ahhh.” Alya kembali mendesah, merangkul Ivan dengan cukup kencang dan menekan payudaranya ke wajah Ivan. “Aku, emhhh.” Desah Alya sambil menikmati gesekan di bawah sana. Beberapa saat kemudian, Alya terlihat memperdalam dan memperlama gerakannya. “Ahhh. Ahhh.” Desah Alya dengan rangkulan yang kian kencang melilit tubuh Ivan. Jemari Alya kemudian terlihat meremas-remas apa pun yang ada di sekitarnya. Alya tak bisa berpikir banyak, kecuali menikmati pohon kenikmatan yang tumbuh kian tinggi, kian tinggi, dan semakin tinggi. Rasa nikmat bermunculan bak kuncup bunga yang menanti untuk mekar. “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaahh!” Alya menegakkan kepalanya, lehernya terlihat berurat, pantatnya menancap dalam-dalam menghisap batang kemaluan Ivan. Alya terpejam, bunga-bunga orgasme yang akhirnya mekar itu seolah beterbangan tertiup angin musim semi yang menerbangkan jiwanya. Bunga-bunga nikmat itu terbang berhamburan dari ujung-ujung syaraf yang tertanam pada organ-organ di sekitar selangkangannya. “Hahhhh. Hahh.” Alya berdiam sejenak, badannya melunglai, pelukannya mengendur. Ivan masih saja terdiam menikmati hisapan dan gesekan dinding kemaluan Alya. Pengalaman pertamanya ini membuatnya tidak cukup awas dengan bahasa intim tubuh kakaknya, Ivan bahkan tak menyadari jika Alya baru saja orgasme. Namun Alya sepertinya memahami ini. Ingin membalas kenikmatan yang tadi diperolehnya, Alya dengan hati-hati mempercepat gerakannya. Ivan yang masih memegangi dan meraba-raba buah dada kakaknya itu terkejut merasakan kenikmatan dari goyangan pantat Alya yang bertambah. Kemaluannya terasa menebal, denyut-denyut kenikmatan mulai terasa kian memuncak. Seperti roket yang sedang membawanya terbang ke angkasa, kian lama kenikmatan itu kian bertambah tinggi, kian rapat gesekan dari Alya kian bertambah tinggi kenikmatan yang dihampirinya. Alya tahu bahasa tubuh adiknya mengindikasikan roket yang akan segera meledak. “Jangan dikeluarin di dalem, ya.” Pinta Alya berbisik. Ivan mendengarkannya dan kembali fokus pada kenikmatan yang kian memuncak itu, dan bum! “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaahh!” Ivan serta-merta mendorong Alya, melepaskan diri dari hisapan liang senggama Alya. Dia melenguh dan mengejang, membiarkan roketnya itu meledak-ledak, menyemburkan cairannya dengan penuh kenikmatan. Alya beralih ke samping Ivan dan membantunya dengan memijat-mijat penis Ivan. “Enak gak, Van?” Tanya Alya, melihat cairan yang meleleh dari batang kemaluan adiknya. “Baru kali ini ngerasain ML, enak banget ternyata.” Jawab Ivan sambil tersenyum lebar, memperlihatkan giginya, ekspresi wajah yang sangat senang. “Hahh.” Desahnya, menghela nafas penuh kelegaan. “Hah?” Alya sepertinya terkejut. “Jangan-jangan tadi sebelumnya kamu masih perjaka?” Tanya Alya. Ivan mengangguk, lagi-lagi terlihat senang. “Iiih kamuuuuuuu, kenapa gak bilang-bilaaaaang!!” Jerit Alya tersenym sambil mencubit pipi Ivan. “Tau gitu kita pergi aja ke hotel, biar lebih spesial.” Ucapnya kemudian. “Makasih, ya. Kamu juga cowok pertama yang aku perawanin.” Tutur Alya tersenyum sambil mencium kening adiknya. “Hehe, iya. Gak apa-apa kok ke hotelnya lain kali.” Jawab Ivan sambil melirik kakaknya dengan genit. Ivan terlihat bahagia dengan sikap kakaknya yang jauh lebih baik dari biasanya yang kasar dan cuek. “Iiih kamuuuuuu!” Alya kembali mencubit pipi Ivan. “Udah, nyetir sono! Biar cepet nyampe.” Teriak Alya. “Di Bogor juga hotel banyak loh.” Bisik Alya ke telinga Ivan. T A M A T Baca Pernikahan Putriku
Making Love Dengan Gadis SMA di Dalam Mobil – setelah sebelumnya ada kisah , kini ada cerita . selamat membaca dan menikmati sajian khusus bacaan terbaru ceritaMaking Love Dengan Gadis SMA di Dalam MobilCerita ini bemula ketika aku ingin menjemput pacarku pulang sekolah, tubuhnya seksi membuatku pengen ngesex setiap hari denganya. Anita atau panggilannya Nita, gadis berkulit putih, tinggi 168 cm, berat 52 kg dan ukuran payudaranya saya perkirakan 36B, betul-betul anak SMU yang baru berkembang. Awal perkenalan saya dengan Nita, kami janji bertemu di rental internet favorit saya dekat mall.“Hallo.. Om yang namanya Abang?” tanya seorang gadis SMU pada saya. “Iya.. Anita ya?” tanya saya kembali padanya sambil memperhatikan wajahnya yang manis, rambut hitam lurus sebahu dan masih memakai seragam SMU-nya. “Lagi ngapain Om?” tanyanya sambil duduk di kursi sebelah saya. “panggil aja Abang ya” pintaku. “Ya, panggil juga saya dengan Nita” jawabnya sambil mepet melihat ke arah monitor komputer. “Okey, Nita bolos sekolah ya, jangan keserinngan bolos loh” nasehatku. “Enggak kok, wong nggak ada guru, lagi ada rapat tuch”Wangi juga bau parfumnya, mana rok abu-abunya span lagi, si boy jadi bangkit nich. Wah, kalo bisa making love sama Nita, asyik juga.. Huh dasar lagi mumet nich otak, maunya si boy saja.“Bang, Nita boleh tanya nggak?” “Boleh aja, Abang itu orangnya terbuka kok en’ fair, mau nanya apa?” “Kalo tamu ceweknya Abang ngajak jalan-jalan, bayar nggak?” “Oh itu, ya terserah ceweknya, pokoknya keliling Lombok ditanggung senang dech” “Masalah hotel, akomodasi dan lain-lain ditanggung tamu, gitu” “Kalo making love gimana?” tanya Nita antusias. “Kalo making love sich, terserah tamunya, kalo suka sama Abang, ayo aja” “Biasanya Abang selama ini dibayar berapa sich?” “Ya, kira-kira lima ratus ribu sampai satu jutaan” “Itu berapa hari?” “Terserah tamunya aja mau berapa hari, okey, puas?” “Mmh..” guman Nita seperti ingin menanyakan sesuatu tapi ragu-ragu. “Kalo Nita udah pernah dicium belum atau udah pernah making love?” tanyaku. “Ih, si Om nanyanya gitu” “Ah, nggak usah malu sama Abang, ceritain aja” “Belum sich Bang, cuma kalo nonton BF sering” “Jangan ditonton aja, praktek dong sama pacar” tantang saya sambil menepuk pundaknya. “Pacarnya Nita itu agak aneh kok” “Gimana kalo praktek sama Abang, ditanggung senang dan tidak bakalan hamil” “Hush, jangan aneh-aneh Bang, Nita udah punya pacar lho” “Nggak aneh kok, kalo praktek pacar-pacaran” rayu saya, sepertinya ada peluang nich. Saya harus merayunya supaya Nita tidak ragu-ragu lagi. “Iya sich, tapi..” jawabnya selesai membalas email yang masuk, saya berencana mengajak Nita ke pantai Senggigi, siapa tahu ada kesempatan, ya nggak pembaca. Ternyata Nita itu tinggal bersama ibunya yang masih berusia 47 tahun dan suaminya tugas keluar pulau selama beberapa bulan.“Mau nggak ke pantai jalan-jalan, tadi Nita naik apa?” “Naik mobil, pake mobil Nita aja” ajaknya bersemangat sambil menggandeng tangan saya seperti Om dan keponakannya. Cerita Sex Didalam MobilTernyata mobilnya memakai kaca rayban gelap dan ber-AC lagi, jadi siang itu kami meluncur ke pantai senggigi dan sebelumnya kami membeli beberapa camilan dan saya juga membeli kondom, biasa.. he.. he..Nita menjalankan mobil dengan santai, tapi saya jadi tegang terutama si boy dan bukan mobilnya yang jalan santai yang membuat saya tegang, rok abu-abunya itu lho. Sudah span, pas duduk dalam mobil otomatis bertambah pendek saja hingga memperlihatkan setengah bagian pahanya yang putih mulus dan masih kencang.“Eh, Bang kok bengong, ngelamun jorok ya?” “Eh.. Eh.. Nggak juga” jawab saya tergagap-gagap. “Terus kenapa Nitatin pahanya Nita terus” “Badanmu itu bagus kok, rajin fitnes ya?” “Pasti, supaya badan Nita tetap fit dan seksi. Gimana, seksi nggak?” tanyanya tersenyum. “Seksi bo! Eh Nita parkir aja yang di pojok tuch” tunjukku pada sebuah pojokan, agak menjauh dari jalan raya dan terlindungi oleh pepohonan, asyik nih siapa tahu bisa indehoy.“Bagus juga tuch tempatnya” jawab Nita setuju sambil memarkirkan mobilnya hingga pas dengan lebatnya pepohonan, yang kalau dari jalan raya tidak kelihatan dan juga tempatnya sepi, jauh dari pemukiman dan lalu lalang orang, paling-paling orang yang berjalan di pantai, itupun agak pembaca tidak bingung membayangkan ilustrasi tempat yang saya ceritakan. Setelah Nita parkir, kami saling curhat tentang masalah pribadi Nita yang belum pernah making love dan ibunya yang sering kesepian ditinggal suaminya pergi.“Ngomongnya nggak enak ya kalo kita berjauhan begini” “Maksud Abang..” “Nita duduk aja dekat Abang” “Tapi kursi itu kan cuma satu” “Ayo dong Nita, duduk sini kupangku” rayu saya sambil menarik tangan kanannya. “Malu ah, dilihat orang” jawabnya ragu-ragu sambil melihat ke arah pantai. “Berarti kalau nggak ada orang nggak malu dong” ujarku sambil menarik tangannya agar mendekat pada saya. “Ya.. Nggak gitu” jawabnya ragu-ragu.“Saya udah jinak kok apalagi si boy ini paling jinak” goda saya lagi sambil menunjuk kontol saya yang sudah agak menggembung. “Ih jorok ih” jawabnya tertawa pelan. “Mau nggak?” “Emm.. Bagaimana ya” “Mau dech..” dan akhirnya dengan paksaan sedikit dan si Nita yang ragu-ragu untuk duduk, saya berhasil menariknya bahkan Nita duduk dengan sedikit pangku Nita sambil melihat kembali ke arah pantai. Posisi Nita yang saya pangku menyamping hingga kalau melihat ke pantai agak menoleh sedikit. Posisi itu sungguh enak dan kelihatan si Nita juga menikmatinya, kelihatan dari tangan kanannya yang melingkar pada bahu saya.“Oh ya, Abang mau nanya hal pribadi, boleh nggak?” “Boleh aja, Nita itu orangnya terbuka kok” jawabnya sambil menggeser pantatnya supaya tidak terlalu merosot. Wah si boy saya jadi berdiri gara-gara si Nita memperbaiki posisi duduknya hingga pantatnya yang semok semakin mepet sama si boy. Coba pembaca bayangkan seperti posisi saya saat ditemani cewek SMU berumur 18 tahun yang bongsor dan seksi, pasti si boy mau berontak keluar, so pasti coy.“Nita pernah nggak making love?” “Mmh.. Gimana ya” jawab Nita ragu-ragu sambil menggigit jari kelingking tangan kirinya. “Ceritain dong..” bujuk saya sambil mengelus pahanya yang masih terbungkus rok abu-abunya yang sebagai permulaan pemanasan, ini kesempatan kalau Nita mau making love sama saya dan kalau tidak mau paling ditolak atau ditampar atau ditinggalkan, tapi dari perasaan saya sih, sepertinya mau.“Pernah sih sama pacar, tapi itu dulu sebelum putus” “Kok putus, kenapa emangnya?” tanyaku sambil tangan kiri saya memegang pinggangnya yang langsing. “Sebetulnya Nita sayang sama dia, kalau cuma making love sich tidak apa-apa” “Yang penting pake kondom supaya aman” “Terus apa masalahnya?” “Ya itu, making lovenya agak aneh, masak Nita diikat dulu” “Wah, itu sich namanya ada kelainan namanya, harusnya dengan lembut” “Oh ya, Abang kalau making love sama tamunya secara lembut ya” “Tentu saja, maka banyak cewek yang senang dengan cara yang romantis dan lembut” “Asyik dong” “Mau nyobain nggak?” tantang saya sambil mengelus tangan kirinya yang ternyata sangat halus. “Wuhh.. Maunya tuch” jawab Nita mencibirkan bibirnya yang seksi. “Pegang aja boleh nggak ya?” tanya saya mengiba dan tangan kanan saya mulai mengelus-ngelus pahanya yang masih terbungkus seragam sekolahnya dengan lembut. “Emh.. Gimana ya.. Dikit aja ya” jawab Nita mengejutkan saya yang tadinya cuma bercabang, eh tidak tahunya dapat durian runtuh. “Nita, mau bagian mana dulu?” goda saya sambil mengelus punggungnya yang halus. “Ih genit ah..” cabangnya naikkan tangan kanan saya mencoba menjamah payudara kirinya yang masih terbungkus seragam sekolahnya dan kelihatannya tidak ada penolakan dari Nita. Dengan perlahan lehernya saya cium perlahan dan jamahan tangan saya berubah menjadi remasan supaya membangkitkan gairahnya. Ternyata Nita adalah tipe cewek yang libidonya cepat naik. Cerita Dewasa di Mobil“Geli.. Bang..” rintihnya pelan, tangan kirinya membantu tangan kanan saya untuk lebih aktif meremas payudara kiri dan kanannya secara bergantian. Lehernya yang putih saya cium dan jilat semakin cepat. “Sst.. pe.. lan.. Bang..”Setelah beberapa menit, tiba-tiba Nita menurunkan tangan saya dan tangannya dengan terampil melepas tiga kancing atas bajunya serta mengarahkan tangan saya masuk ke dalam baju seragam SMU-nya dan tangan kirinya mengusap pipi saya. Tangan kananku yang sudah separuh masuk baju seragamnya langsung masuk juga dalam BH-nya yang ternyata berwarna putih polos. Gundukan payudaranya ternyata sudah keras dan tanpa menunggu aba-aba saya remas payudaranya dengan perlahan, kadang-kadang saya pelintir puting susunya.“Bang.. Sst.. Mmh.. Yang ki.. ri.. sst..” rintihnya pelan takut kedengaran. “Nita, boleh nggak saya ci..” belum sempat habis pertanyaan saya, Nita sudah mencium saya dengan lembut yang kemudian saya balas lama lidah saya mencari lidah Nita dan kami pun berciuman dengan mesra, bahkan saling menjilat bibir masing-masing. Sambil berciuman, kancing baju atas seragam Nita yang tersisa itu pun langsung saya lepas hingga tampaklah payudaranya dengan jelas. Kembali saya cium payudaranya. Selama beberapa menit berciuman, kuluman dan hisapan pada putingnya membikin Nita bertambah merintih dan mendesis, untung saja pada saat itu masih sepi dan bukan hari libur atau hari minggu.“Mmh.. gan.. ti.. sst.. kiri.. sstt..” rintih Nita memberi aba-aba sambil tangan meraih kepala saya dan menggeser serta menekan pada payudaranya. “Ter.. Us.. Sst.. Bang..”Tangan kanan saya yang sedang berada di pusarnya turun merayap masuk ke dalam rok abu-abunya dan mengelus vaginanya yang masih terbungkus CD searah jarum jam.“Sst.. Terus.. Bang” rintih Nita yang ikut membantu menyingkapkan rok abu-abu SMU-nya ke atas hingga pantatnya yang putih menyentuh paha saya yang masih terbungkus celana beberapa saat, saya masukkan tangan kanan ke dalam CD putihnya yang ternyata ditumbuhi bulu halus yang terawat rapi dan saya usap beberapa menit. Cerita Sex Ngentot dalam mobil “Sst.. Bang.. Ge.. Li.. Mmh..” gumam Nita pelan sambil matanya menatap setengah sayu. Gerakan jari tangan saya keluar masukkan ke dalam vaginanya yang mulai basah. “Mmh.. Sst.. Enak.. Bang.. Te.. Rus.. Agak cepe.. tan.. Sst” “Sst.. Ya.. Nah.. Sst.. Gitu” rintih Nita yang kelihatan mulai terangsang kiri saya yang tadinya hanya mengusap-usap pinggangnya jadi aktif mengusap payudara kirinya dan saya percepat permainan tangan pada vaginanya dan tiba-tiba saja Nita menjepit tangan saya dan disusul keluarnya cairan putih, berarti Nita telah orgasme yang pertama.“Mmh.. Nikmat juga ya rasanya Bang” gumam Nita sambil memandangku sayu. “Mau nggak ngerasain si boy?” bujuk saya melihat Nita yang sedang terangsang berat. “Mmh..” gumannya pelan, agak ragu Nita menjawab tapi akhirnya Nita pindah ke belakang mobil, wah tambah asyik juga berpindah ke belakang mobil sambil melepas celana jins serta CD saya hingga bagian bawah saya bugil dan atasnya masih memakai kaos, untuk berjaga-jaga siapa tahu ada orang lewat.“Bang.. Pelan aja” guman Nita pelan sambil melepas CD putihnya hingga Nita sekarang bagian bawah atasnya juga bugil cuma memakai baju seragam SMU-nya tanpa BH. “Ya, Sayang, kupakai kondom dulu ya supaya aman” jawab saya sambil mengambil posisi duduk menghadap ke depan dan mengarahkan Nita dalam posisi saya pangku serta menghadap saya. Pantatnya yang semok saya pegang dengan kedua tangan dan memberi arahan pada Nita.“Pegangin si boy, ya tangan kanan” pinta saya pada Nita yang memegang kontolku dan mengarahkan ke vaginanya yang masih sempit. “Nanti Nita dorong ke bawah ya, kalau udah pas kontolnya” “Aduh.. Sakit..” rintih Nita karena kontol saya meleset pada bibir saya arahkan kontol pada lubang vaginanya, pada usaha keempat, bless akhirnya masuk kepala dulu.“Sst.. Pe.. Lan.. Bang..” Rintih Nita sambil memegang tangan kiri saya dengan tangan kanannya dan mengigit bibir bawahnya dengan pelan. “Pertamanya sakit kok, tapi agak lama juga enak” rayu saya sambil mendorong pinggulnya ke bawah hingga lama kelamaan, bless.. “Akhh..” jerit Nita lirih karena kontol saya semuanya masuk dalam vaginanya. “Gimana rasanya?”“Sakit sich, tapi.. Geli..” gumam Nita mencium saya dengan lembut. Dengan perlahan saya sodok vaginanya naik turun hingga Nita mendesis lirih. “Sst.. Agak.. ee.. tengah.. sst..” rintih Nita lirih sambil menggoyangkan pinggulnya hingga sodokan dan goyangan itu menimbulkan bunyi clop.. clop.. clop.., begitu lama sodokan saya percepat disertai dengan goyangan Nita yang makin Nitar hingga tangan saya kewalahan menahan posisi vaginanya agar pas pada kontol saya yang keluar masuk makin cepat. Bahkan payudaranya bergoyang-goyang ke atas ke bawah, kadang membentur muka saya, sungguh nikmat sekali pembaca sekaNitan.“Barengan ya keluarnya ya.. Mmh..” perintah saya pada Nita karena sepertinya lahar putih saya sudah sampai puncaknya, jadi saya berusaha bertahan beberapa menit lagi. “Mmhm.. Sst.. Ya.. Bang..” “Ce.. Petan.. Sst.. Bang..” rintih Nita sambil memeluk dan menjepit saya dengan keras. Rupanya Nita sudah mencapai puncaknya dengan goyangannya yang makin keras.“Ssrtss.. Seka.. Rang.. Sst.. Akhkk..” jerit Nita karena keluarnya cairan putih itu yang berbarengan dengan bobolnya pertahanan saya, secara bersaman kami saling memeluk menikmati sensasi yang luar biasa saat kami masih berpelukan disertai tetesan keringat membasahi badan padahal mobil masih menjalankan AC-nya hampir full.“Gimana rasanya, puas nggak” tanya saya sambil mencium bibirnya yang indah itu. “Ternyata enak juga making love sama Om Abang” “Lain sama pacarnya Nita, agak kasar sich” celotehnya sambil melepaskan pelukan saya dan memakai kembali CD dan BH-nya yang berwarna putih itu, setelah Nita kembali memakai seragam sekolahnya dan tentu saya juga, jam telah menunjukkan pukul siang.“Sebagai tanda terima kasih, gimana kalau Om Abang kutraktir” “Boleh saja, sekarang kita kemana?” tanya saya melihat Nita menjalankan mobilnya menuju kota. “Pulang dong” jawabnya manja. “Lho, terus saya ngapain” “Nanti kukenalin sama mamanya Nita dan adiknya Nita, mau nggak Om?” “Okey..”Ternyata Nita tinggal di perumahan mewah, pantas bawanya mobil. Tampak seorang wanita yang anggun dan cantik berusia kurang lebih 47 tahun sedang membaca sebuah majalah. Tapi yang menarik perhatian saya, baju longdress yang dikenakannya dengan belahan atas yang rendah hingga memperlihatkan payudaranya yang berwarna putih itu, mungkin lebih besar daripada punya Nita, tingginya kira-kira 163 cm/50 kg. Cerita Hot Crot di mobil“Selamat siang Bu” sapa saya sopan. “Selamat siang Pak” jawabnya ramah sambil bersalaman dengan saya. “Ini Ma, guru privat matematika Nita yang baru, rencananya sich abis makan siang kita belajar” “Oh ini to, yang namanya Pak Abang yang sering diceritain Nita” “E.. Eh.. Ya..” jawab saya tergagap-gagap karena begitu lihainya Nita memperkenalkan saya sebagai guru privatnya, pelajaran matematika lagi, aduh.. gawat padahal saya tidak bisa berbicara dengan ibunya mengenai les dan biaya tetek bengek lainnya, disepakati bahwa les privat cuma bisa saya lakukan dua minggu, itu pun harinya selang seling. Siang itu saya makan bersama Nita setelah ditinggal ibunya pergi keluar dan baru pulang sore hari. Nita sudah berganti pakaian dengan celana pendek dan kaos ketat khas ABG.“Gila kamu Nita, nanti kalau ketahuan ibumu gimana?” “Tenang aja Om, mama itu jarang kok nyampurin urusan Nita” “Oh, gitu” “Katanya Om mau ngajarin Nita” goda Nita penuh arti sambil mengerling nakal. Ini baru namanya surga dunia, setelah puas makan kami mengobrol sambil menonton film DVD yang dibawa dua minggu itu sebelum Nita akhirnya pindah ke Jakarta, kami sering making love tanpa sepengetahuan mamanya, pokoknya hampir tiap bertemu dengan berbagai posisi, yang sering di mobil, kamar tidur, kamar mamanya, bahkan di suatu acara ulang tahun mamanya, saya diundang.“Gimana Bang, ramai nggak ulang tahun mama saya?” “Wah, ramai sekali, pasti papamu pejabat ya?” “Ah enggak kok, Papa itu pengusaha”“Oh gitu” jawab saya sambil memperhatikan Nita yang malam itu memakai gaun yang sungguh indah, apalagi belahan atas gaunnya sungguh rendah hingga memperlihatkan payudaranya yang putih itu, mungkin tidak pake BH, gaunnya yang berwarna hijau cuma sebatas di atas lutut. Bahkan kalau Nita duduk dan saya perhatikan gaun bawahnya, mungkin dengan sengaja Nita membuka gaun bawahnya hingga memperlihatkan CD-nya yang berwarna merah muda itu. Wow, sungguh membuat si boy berontak, tapi saya pura-pura cool saja. Cerita Mesum di dalam Mobil“Bang, Nita lagi pengin nich, gimana?” tanya Nita tiba-tiba sambil mendekat pada saya. “Kita cari ruangan yuk” ajak saya yang kebetulan tadi melihat ruangan dekat taman sedang kosong. “Lho kok ke sini, apa tidak ke kamar?” tanya Nita heran. “Bosan ah di kamar, cari variasi lain, mau nggak?” “Ayo, cepetan waktunya mepet nich” gandeng Nita terburu-buru.“Nita, kamu malam ini can..” belum sempat saya berkata romantis sudah dipotong Nita dengan ciumannya yang melumat bibir saya dengan ganas, kami pun berciuman dengan alot sambil tangan saya masuk ke belahan gaunnya dan meremas payudaranya dengan gemas. “Mmh..” gumam Nita karena bibirnya sudah menyatu dengan bibir saya sambil tangannya membuka resleting celana panjang saya dan meremas-remas kontol saya yang sudah berdiri sejak menit kami saling melakukan ciuman dan remasan hingga akhirnya Nita mendorong saya perlahan.“Ayo Bang, buka celanamu” perintah Nita sambil melepas CD saya dan Nita mengambil posisi berjongkok untuk menghisap kontolku dengan sedotan yang agak keras. “Pe.. Lan.. Aja..” pinta saya pada Nita karena kerasnya hisapan Nita hingga semua kontol saya masuk pada mulutnya. Beberapa menit telah berlalu dan saya sungguh tidak tahan dengan posisi tersebut.“Gantian dong..” pinta saya pada Nita sambil saya berjongkok dan membuka CD merah mudanya serta menghisap vaginanya dan mencari biji kacangnya, menghisap dan menjilat sampai dalam vaginanya hingga semakin banyak cairan yang keluar dan Nita semakin merintih-rintih dalam posisi berdiri. “Sst.. Isep.. Yang keras.. Bang.. Sst..” “Udah Bang.. Sst.. Ayo..” rintihan dan celotehan Nita meminta saya untuk memasukkan si boy ke dalam sekarang berdiri tapi Nita menghadap ke tembok, saya singkap gaunnya dari belakang, dengan dibantu Nita saya berusaha menyodokkan kontol saya dari belakang pantatnya. Akhirnya masuk semua kontol saya dalam vaginanya, sodokan demi sodokan dengan cepat membuat Nita merintih meminta saya segera mengakhiri permainan itu, beberapa puluh menit kemudian..“Sst.. Ayo.. Bang.. Sst.. Keluarin..” “Nita udah pegel nich sst..” rintih Nita lirih karena kami jarang melakukannya dalam posisi berdiri. “Sst.. Aduh.. Akhkk..” Dan akhirnya croott.. croot.. Keluarlah lahar putih itu bersamaan dengan jeritan malam terakhir kami sebelum Anita dan mamanya pindah ke Jakarta mengikuti tugas papanya yang saya dengar dipromosikan jadi general manager di sana. Selamat jalan Nita, sampai ketemu lagi lain waktu, dan kalau kamu membaca cerita ini, jangan lupa ya kasih komentarmu bagian mana yang kurang. by – Cerita Dewasa, Cerita Seks Hot, Cerita Mesum, Cerita ngewe, Cerita Panas, Cerita Ngentot, Kisah Pengalaman Seks, Cerita Porno, Cerita Bokep indo.
vidio bokep – Cerita Ngentot Dalam Mobil dengan Supir, Tak bisa terbayangkan kejadian ini terjadi karena nafsu yang tidak bias dikendalikan, yaitu aku ngentot dengan sopir pribadiku namanya pak Lintang dia sudah lama ikut dengan kami saat sore hari aku minta tolong pada pak lintang mengantarku ke notaries karena ada tugas yang harus aku selesaikan, saat diantarnya aku duduk di belakang sambil mengamati tubuh pak Lintang. Ternyata OK juga tubuhnya dia kekar lumayan cakep piikiran kotorku sempat hinggap di otakku. “pak Lintang…dah berapa lama sih menikah kok belum punya anak” pancingku ” 16 tahun Bu” jawab nya singkat ”Kok lom punya anak…pasti Pak Lintang kurang genjotan nya” kataku mulai menjurus ”Siapa bilang bu…orang saya paling jago di ranjang…istri saya saja kadang minta ampun nangis nangis” jawab nya Aku dan pak Lintang memang dari dulu suka bicara blak blakan tapi baru kali ini menjurus ke sola ranjang. ”Aahh…G percaya aku pak” jawabku “Apa ibu mau saya kelonin…biar percaya” jawab nya sambil masih menyetir mobil. Pikiranku semkain tidak menentun membayangkan tangan tangan Pak Lintang menyusuri tiap inchi kulit tubuhku. ”Nggak ah pak laki laki mah besar di mulut doank…kek tamu tak di undang…belum juga di suruh masuk udah keluar duluan’ jawab ku sedikit menantang. ”Bu…andai saja Ibu bukan majikan saya, dah dari dulu ibu saya perkosa” jawab nya mengaget kan aku. Sepulang dari kantor notaris pikiranku masih saja memikirkan kata kata pak Lintang ingin rasanya menikmatin benjolan di balik seleting celana itu. “Pak, tolong belikan ini ya…pake uang bapak dulu deh nanti aku ganti” kataku sambil menyerahkan secarik kertas yang sebenar nya bukan lah catatan belanja melain kan tulisanku menantang dia. ” PAK…AKU TUNGGU SAMPAI DIMANA KAMU BERANI SAMA AKU….KALO MEMANG JANTAN BUKTIKAN” tulisku di kertas itu. Aku menuju meja makan setelah memberikan note kecil pada pak Lintang, aku duduk di meja makan, yang arah nya membelakangi ruang tamu. Rumah ku selalu rame maklum keponakan dan orang tuaku juga tinggal denganku. Tiba tiba saja aku merasakan tangan kekar mencengkeram susuku, meremas nya dengan gemas nya, dan nafas memburu terdengar jelas di telingaku. ”Aaahhhh…kamu mau aku entot dimana…katakan…hhhhmmmmm….” katanya sambil terus melumat kupingku dan meremas remas payudaraku yang montok . ”Ssshhhh…..aaahhhh pak…terusin pak….nikmat sekali” jawabku sambil mulai meraih bibir nya, aku semakin bernafsu ketika tangan pak Lintang turun keselakanganku. aku semain gila menerima rangsangan itu. “Ooohhhh….hhhhmmmm….terusin pak….ayo pak terusin” ketika tiba tiba aku merasa remasan remasan dia mengendor bersamaan lenyap nya dia dari belakangku. Aku kecewa bukan kepalang, aku masuk kamar dan menutup pintu. Keesok hari nya aku sengaja nggak ngomong apa apa ke pak Lintang , aku masih marah akibat semalem. dalam perjalanan ke kantor ku aku hanya membisu. ” maafin aku bu, habis situasi nya seperti itu” tiba tiba dia membuka pembicaraan. ” sudah lah pak, kalo memang nggak bisa muasin orang nggak usah banyak bicara” jawabku ketus Tapi tiba tiba laju mobil memutar ke arah menjauh dariarah ke kantorku, menuju pinggiran kota. ” mau kemana sih pak, aku bisa telat loh ” protesku. Mobil terus melaju cepat menuju arah utara mendekati area pantai. sepuluh menit kemudian pak Lintang membelok kan mobil menuju sebuah Hotel. dalam hati aku tersenyum sendiri. Setelah pesan kamar Pak Lintang membawa mobil masuk kedalam, dan parkir di depan salah satu kamar. Hotel ini memang bagus karena memiliki kamar sweet yang indah dengan harga yang tak seberapa mahal. Pak Lintang membuka pintu mobil, aku pura pura diam tak menghiraukan dia. Lalu pak Lintang menarik tanganku masuk ke kamar hotel. sesampai nya di kamar belum sempat aku berbicara, pak Lintang telah memelukku erat dan menciumiku dengan penuh nafsu. ”Aaahhh…pak….ooohhhh…” desah ku sambil membalas kecupan kecupan nya, lidah pakLintang bermain main di rongga mulutku. ”Sekarang kau boleh minta apapun yang kamu mau, aaaaahhh…aku sudah lama ingin mencumbu mu” kata pak Lintang di sela sela ciuman nya. Tangan pak Lintang dengan kasar meremas kedua bukit kembarku, remasan yang kasar semakin membuat aku gila, tubuhku meliuk bagai kan penari yang gemulai. Tangan pak Lintang mulai turun menyusuri berut ku …meraba pantat ku yang padat berisi. ”Bu….aaaahhh…aku sudah lama menanti saat saat seperti ini…ssshhh….aaahhhh….aku akan puas kan kamu ” Ceracau pak Lintang sambil etrus menciumiku. ciuman itu turun ke bagian dadaku, sementara tangan kanan pak Lintang mulai menyelinap di balik rok spanku. “Ooohhh….pak …ssshhhh…terus pak..puas kan aku hari ini” ceracauku ”Hari ini aku milik mu pak…aaahhh….terus pak…terus…” kata kata yang tak terkontrol keluar begitu saja. Pak Lintang membuka satu persatu kemeja kerja ku, dan melepas rokku dan melempar nya begitu saja. aku di dorong nya ke dinding. masih dengan beringas nya pak Lintang menciumi, menciumi payudaraku, yang masih terbungkus bra, aku mengeliat geliat tak karuan. ”Bu…kamu begitu cantik, tubuh mu begitu indah…aku ingin menikmati tubuh indah mu ini” celoteh pakLintang, sambil tangan nya membuka pengait braku, seketika itu payudaraku yang montok menjadi sasaran lidah pak Lintang. “Terus pak…isep pak…isep terus…gigit…gigit puting nya pak” cercau ku ”OOohhh…indah nya….aaahhh…nikmat nya susu kamu bu” ”Ayo pak …cepet pak nikmatin tubuhku ini…isep susuku yang montok ini” “Aahhhkk….oooohhhh….” aku memekik ketika pak Lintang tiba tiba sajamenyentuh bagian yang paling sensitif itu. Tangan pak Lintang mengelus elus memekku yang sudah basah. ”Pak…terus ..aaahhh…masukin jari nya pak ..ayo pak..” aku memohon padanya Pak Lintang jongko di depanku, menarik pahaku kananku dan menaruh nya di pundak nya, kemudian pak Lintang menjilati memekku dengan rakus nya. ”Ooohhh…pak…oh yah…ahhhh…terus pak…terus pak masukin lidah nya yang dalam pak” ”Hhmmm….enak nya memek mu Bu…ahhh…ini itil nya ya bu…aku isepin ya sayang” kata pak Lintang. ”Iya pak…isep pak..isep pak…terus pak ” ”Ooohhhhhh……….aaaaaahhhhhhh….aaaaahhh….ahhhh…pak aku…aku…oohh…paaaak ..aku…” dengan menghentak hentak kan pinggulku tanganku menekan kua kuat kepala pak Lintang, tubuhku kejang kakiku gemetar, bagaikan mengeluarkan bongkahan batu yang teramat berat dri dalam rahimku. Cerita Sex Birahi di dalam Mobil Ingin Lebih Hot Lihat Foto Memek Tante Tembem Aku mencapai orgasm yang pertama, kaki ku masih gemetar, pak Lintang tau aku tak bisa berdiri, dia membopongku keranjang. cerita sopir dan pembantu serta majikan bisa anda simak lainya di Kemudian dia menelpon room service memesan juice oranges kesukaanku. Pak Lintang kembali menciumiku, melumat bibirku,kembali aku di permainkan nafsuku,kali ini aku lebih agresif, kubalas ciuman pak Lintang dan tanganku mengelus pundak pak Lintang. Ciumanku merambat ketelinga pak Lintang, kusapu habis telinga pak Lintang dengan lidah ku, kemudian ciumanku turun ke leher pak Lintang. Pak Lintang mendesah. ”Aaahh…terusin sayang ciumi aku sampai kau puas” ceracau nya Tangan pak Lintang mempermainkan payudaraku, meremas dan memilin putingnya yang mulai mengeras. Tanganku mulai pindah ke ikat pinggang pak Lintang, segera saja aku buka ikan pinggang itu dan menurun kan celana panjang pak Lintang. terlihat jelas benjolan di balik celana dalam itu. Aku berjongkong di depan pak Lintang, perlahan ku turun kan celana dalam itu dan….wow besar nya, gumam mengulum batang pak Lintang yang keras bak gada besi. ”Ooohhhh….terus isep sayang…yah …yah…ohhh…aaahhhh ” pak Lintang mengerang ”Aaaahhh…..terus sayang kulum habis kontol ku…aaahhhh ” Aku mengulum terus memain kan lidah ku di ujung nya yang merah mengkilat, dan menusuk nusuk kan lidah ku ke lubang yang imut itu. ”Eeemmmm….pak …aaahhh kontol bapak nyumi sekali” desahku, sambil terus mengocok batang pak Lintang dengan bibirku, ku isep dan ku mainkan buah pelir yang menggelantung itu. ”Aaaahhhh…..aaahhhh….” pak Lintang mendesah desah ketika aku menghisap buah peler nya. Pak Lintang menarik bahuku, dan mendorong tubuhku ke ranjang, aku telungkup di ranjang , dengan posisi setengah badan di ranjang dan kaki ku menjuntai ke lantai. Pak Lintang menarik ke duah kakiku agar melebar pak Lintang kemudian sedikit menurun kan badan nya, memukul mukul kan batang itu ke bongkohan pantat ku. ”Aaahhh…pak ….ayo pak …aku sudah tidak tahan jangan permain kan aku pak” kata ku menghiba. Pak Lintang membalik kan badanku , kemudian pak Lintang mennusuk kan gada yang merah itu ke lubang vaginaku. ”Aaahhhkkkk….pak sakit pak…sakit…” teriak ku saat kontol bear tu mencoba menyeruak masuk, aku mendorong kaki pak Lintang dengan kaki ku agar menjauh. Pak Lintang lalu jongkok di depan vaginaku, dan menyapu bibir vagina itu dengan lidah nya. ”Aaahhh…pak …oooohhhh….terus pak…terusin pak…” ”Aku masukin lagi ya sayang” kata pak Lintang Aku tidak menjawab aku hanya menanti batang itu masuk ke memekku yang sudah lapar dan haus akan kenikmatan itu. ”Aaaahhhhkkkk….pelan pelan pak…ouch…sakit pak…sakit…” rintihku Pak Lintang dengan perlahan dan pasti menusukkan kontol besar itu ke memekku. ”Ooohhh sayang…sempit sekali…seperti punya perawan…aaahhh ” Kontol itu masuk keseluruhan pak Lintang diam sejenak , menunggu agar memek basahku bisa menerima kontol yang besar itu. ”Yah pak…iyah…iyah…terus pak ..terus…masukin yang dalam pak terus…ooohhh” ”Sayang memek kamu nikmat sekali….memek kamu sungguh nikmat…aku akan entot kamu sayang…aku akan memuaskan kamu” oceh pak Lintang ”Ooohhh pak terusin pak…kontol bapak besar dan nikmat….oh ya…yah..yah…” ceracauku diantara sodokan sodokan kontol pak Lintang. Pak Lintang menarik kontol nya dan memintaku turun ke lantai yang beralaskan selimut, dia memintaku nungging. pak Lintang membungkukkan bandan nya dan menciumi pantat ku, kemudian dia melebarkan bongkohan pantatku. lidah pak Lintang menyapu anusku. ”Aahhkkk…pak…ooohhh….terus kan pak…iyah…jilati pak..ayo jilati terus anusku pak” ”Eemmm…nikmat nya sayang…aku amat suka anus kamu yang indah ini” kata pak Lintang Kemudian pak Lintang berdiri dan mulai menusuk nusuk kan kontol nya, kenikmatan tiada tara membawa aku meliuk dan bergoyang mengikuti sodokan demi sodokan dari kontol pak Lintang. Ayo pak…yang keras pak..yang keras…ooohhh …aaahhh” ”Pak aku mau keluar pak…aaahhh…ayo pak cepetan pak…yang kenceng pak terus pak sodok memek aku pak…entot yang kuat pak …ayo pak.” ceracau ku ”Iya sayang aku juga mau keluar…aaahhh…” ”Pak…oooohhhh….aaahhhh aku kelu…ak..aku…akukeluar paaak” dengan hentakan keras ke belakangdan pak Lintang dengan hentakan keras kedepan aku merasakan seakan akan kontol itu menembus anusku. ”Aaahhhhhh……..sayang….ooooohhhhh….oooohhhhhh” erang pak Lintang yang di iringi semburan hanggat di vaginaku. kami berdua ambruk di lantai…menikmati sisa sisa kenikmatan sorga dunia itu. TAMAT lihat juga Cerita Dewasa Aku di Perkosa Menantuku
Menceritakan pengalaman Sex dari seorang pasangan yang sama-sama melepas keperjakaan dan keperawanan. Mereka bernama Atep dan Putri. Yang cukup menarik dari cerita ini ialah dimana Putri ini seorang wanita Jilbabers sholehah yang taat pada agama. Mau tau kelanjutan bagaimana ceritanya, langsung aja yuk baca dan cerita hot terbaru ini. Selain cantik Putri juga aktif dalam kegiatan Religius, Putri termasuk golongan ramah kepada siapapun. Bahkan dia ramah pada kaum pria yang baru dikenalnya. Karena pada awalnya aku sering malu dan ragu takut diacuhkan pada saat berkenalan. Ternyata prediksiku salah, Putri menanggapi usaha perkenalanku dengan dia. Maka dari itu akupun mencari peluang untuk berkenalan lebih dalam lagi dengan Putri. Atep Ehemmmmm… boleh kenalan ngak ? sapaku penuh percaya diri Putri Iya boleh tapi maaf, Mas siapa ya ?? ucap Putri padaku. Atep Perkenalkan namaku Atep. Tetapi sering di panggil Ariel !!! Candaku kepada putri “Ngomong-ngomong boleh kenalan gak ? Putri Boleh saja kok Mas, emang ada tulisan dilarang ya di bajuku hehe ? ucapnya dengan sedikit gurauan kepadaku “Namaku panggilanku Putri mas” Atep Oh Putri.. Ya… ya… ya… Nama kamu lumayan unik dan menarik deh !!! Ucapku Putri Ah mas bisa aja. Jawab putri singkat Singkat cerita kamipun mengobrol panjang lebar dan membahas banyak tentang kepribadian masing-masing. Karena saat itu aku merasa akrab dengan Putri, Aku mencoba memberanikan diri untuk meminta BBM Putri. Dengan mudahnya akupun mendapatkan BBM-nya, setelah itu kamipun pulang karena sudah semakin larut malam. 1 JAM KEMUDIAN Sesampaiku di rumah, tidak terasa haripun mulai tengah malam aku mencoba BBM Putri ! Atep Hay… Putri lagi apa malam-malam begini ? Putri Lagi santai aja mas, ada perlu apa mas bbm aku ? tanya Putri Atep Ooh.. Ngak apa-apa kok Put, cuma aku ingin bbm sambil ngobrol aja sama kamu ! Tapi aku ganggu ngak nih ? ucapku basa-basi. Putri Santai aja Mas, ngak ganggu kok, ucapnya seakan memberi ruang padaku. Atep Ooh gitu ya Put, makasih ya udah kasih waktu senggang buat aku hehehe. Jawabku dengan rasa senang. Selang beberapa jam BBM-an membicarakan topik yang berbeda-beda, walaupun awalnya sedikit canggung. Tetapi pada akhirnya akupun mulai memberanikan diri dengan menanyakan tentang statusnya masih single atau tidak. Setelah ngobrol panjang lebar akupun berkata, Atep Put, besok pulang kerja aku antar kamu boleh ngak ? pintaku. Putri Boleh kok Mas, emangnya gak ngerepotin ya mas ? ucapnya. Atep Ngak kok Put, makasih sampai bertemu besok ya put. Selamat Bobok Putri ! Ucapku Putri Baik mas, sama-sama. Balasnya Tibalah waktu yang telah kami janjikan setelah waktu pulang kerja sekitar jam 5 sore. Sungguh beruntung aku, Putri ternyata menyukai ajakanku, kelihatan dari responnya ketika kami mengobrol di tempat parkir mobil. Selama di perjalanan pulang hujan turun deras. Sehingga aku mencari kesempatan mengajaknya nongkrong di pinggir jalan, pada waktu itu kami menetap di mobilku sembari menunggu hujan agak reda. Dengan cuaca yang mendung, tiba-tiba saat itu mataku tertuju pada payudaranya yang tertutup jilbabnya. Ingin sekali aku menjilati puting susunya itu. sambil ngilerku melihat susunya Putripun melihatku dan ia berkata. Iiiiiiihhh… Mas Atep nakal matanya, masa lihat-lihatin aku kayak gitu deh, hehe… ucapnya manja dan sedikit menggoda, tetapi aku terus terang padanya kalau aku benar-benar menyukainnya. Atep Put, aku pengen bilang sesuatu sama kamu Putri Bilang apaan mas ?tanyanya heran Atep aku cuma mau bilang, kalau aku suka sama kamu Put. Putri Ah masa ia mas ? bohong kali !!! tanyanya kembali padaku Atep Serius aku Put, terus aku harus buktikan seperti apa kalau aku suka sama kamu ? Tanyaku balik padanya Putri Gak harus buktiin sih, cukup itu saja kok mas ! Atep oke deh Put, tapi aku berani kok cium bibir kamu sebagai tanda aku sayang sama kamu ! godaku kepadanya Aku memberanikan diri untuk menciumi mulutnya, walaupun Putri menolak tapi aku terus memaksa dan akhirnya berhasil. Dia tidak bisa mencegah aku untuk menciumnya. Di saat-saat kami ciuman, ternyata Putri melayani permainan bibirku. Aku menjadi sangat bersemangat menciumi bibirnya karena mendapat respon dari bibirnya. Tidak lupa tanganku mengelus-ngelus paha dan pantatnya agar dia lebih merangsang. sesekali terdengar desahan kecil dari mulut Putri dan Putri bertanya padaku. Putri Mas Atep, udah pernah hubungan sex atau ciuman ya dengan wanita lain ?tanyanya kepadaku Atep Belum sama sekali, karena aku masih perjaka kok Put, jawabku. Putri Aku juga masih Perawan kok Mas, Aku nggak tau bagaimana caranya berhubungan sex dan ciuman, ucapnya dengan polos. Atep bagaimana aku ajarkan kamu berhubungan sex dan ciuman ? pintaku Putri Boleh, tapi jangan lama-lama ya Mas Atep. balasnya Serasa sudah mendapatkan lampu hijau dari Putri, aku membuka pakaiannya dengan perlahan-lahan membuka kancing kemeja Putri, Beuhhh….. terlihatlah bongkahan tetek yang putih mulus itu dari balik BH-nya, kutafsir BH Putri berukuran 33B. tanpa membuang waktu, aku menghisap payudara Putri. “Ssshhh…..Arrghhhhhhh….. Geli Masssssss…… Desahnya menikmati hisapanku Menengar desahannya aku mulai mengigiti puting payudaranya. Terasa manis sekali air susunya ketikaku hisab-hisab di bagian putingnya. Kelihatan Ia mulai merasa bergairah aku membuka semua baju dan celanan dalamnya di dalam mobil. Pada saat itu kebetulan tempat parkir sedang mendukung, tidak ada satu orangpun yang lalu lalang di sana. Kemudian dengan perlahan Putri mengulum Penisku, Aku juga mengelus bibir memeknya dengan kedua tanganku. Kebetulan kami berposisi 69 saat itu. Aku jilati ujung klistorisnya, dan aku masukan jari tengahku ke dalam lubang memeknya, terdengar desahan Putri yang rada di tahan. Hhhhmmm…Ssss….Oughhhh. desah Putri tanda dia mulai bereaksi pada sentuhan tanganku. Aku yang tidak tahan dengan bibir vaginanya yang masih perawan aku terus saja menjilati bagian klistorisnya. Setelah beberapa menit dengan posisi 69 menjilati vaginanya. Putripun mendesah ngak karuan . Arrgghhh…. Arhhhhghh… Geli mas aduh geli… Kayak ada yang keluar dari dalam vaginaku mas. Ucapnya penuh heran. Tiba-tiba terasa cairan wangi yang mebanjiri mulutku, ternyata yang keluar adalah lendir Putri dengan wangi khas kewanitaan. aku berkata padanya ! “itu tanda geli bahwa kamu sudah orgasme Put” “Sumpah mas, enak banget rasanya”sahut Putri. Putripun tidak mau kalah denganku,ia memintaku agar memasukan penisku ke dalam lubang memeknya. Mas pengen coba rasain punya mas deh, kayaknya enak abis mas, di jilatin aja bikin aku ketagihan ! pintanya Lalu aku mencoba memasukan Penisku pada lubang memeknya dengan perlahan. Pada awalnya memang susah menembus Vagina Putri yang masih Virgin, karena memang benar-benar sempit. Tapi setelah aku mencoba memasukan Penisku sedikit demi sedikit, pada akhirnya Breeessss !!!! Akhirnya aku berhasil menembus Keperawanan Putri. Kelihatan Saat itu juga Putri berteriak kencang karena vaginanya di masukin penisku yang besar, Aaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh……………….. Sakit banget, ucapnya kesakitan sambil matanya meneteskan air mata Saat itu aku yang ngak peduli karena sudah terlanjur masuk, aku mulai melakukan gerakan dengan pelan-pelan. Putri membalasnya dengan menjambak rambutku karena kesakitan. Tetapi aku terus melakukan genjotan terhadap Vaginanya yg sangat nikmat perawan itu. Sesekali aku mempercepatkan gerakan Penisku dengan maju-mundurkan gerakanku. Putripun berteriak lagi. Arrgggggghhhhhhhhhhhhhh………. desahnya dengan tampak masih kesakitan Melihat jeritan Putri kesakitan, sejenak aku mencabut batang penisku dari dalam lubang memeknya. Setelah Penisku tercabut, keluarlah darah segar dari lubang memeknya, Hal itu membuat jok belakang mobilku ternoda oleh darah keperawanan Putri. Aku bertanya kepadanya ! Atep Put, mau dilanjutin gak nih ? Putri Boleh mas, lanjutin aja aku bisa tahan sakitnya kok” Jawab putri Mulai aku memasukan penisku kembali ke dalam lubang memeknya, Nampaknya perlahan-lahan rasa sakitnya mulai hilang. dengan spontan aku menggenjot lubang memek Putri. Sekitar 15 menit aku menusuk Vaginanya dengan penuh semangat, tiba-tiba penisku merasakan ada cairan hangat yang keluar dari dalam lubang vaginanya. saat itu penisku masih tertancap di dalam lubang vagina putri. Ternyata Putri orgasme dua kali. saat itu penisku terasa dijepit oleh dinding-dinding Vagina Putri yang berdenyut-denyut. Putri Enak sekali Mas, aku udah dua kali rasain geli-geli enak seperti ini, kamu belum ngerasain ya Mas?, tanya Putri. Atep Bentar lagi nih Put, tahan bentar ya! aku mulai percepat genjotannya” Pintaku Lalu aku mulai mempercepat gerakanku, aku menggenjot Vagina Putri dengan secepat mungkin, Aku yang hampir orgasme semakin mempercepat gerakan Penisku keluar masuk dalam lubang memeknya. Put aku udah di ujung nih, rasa-rasa gelinya enak banget !!! Arrrghhhhhhh… Crotttt… Crottt… Crottt , pada akhirnya aku mendapatkan orgasmeku, dan saat itu aku mengeluarkan spermaku ke payudara Putri yang besar dan bulat itu. Makasih ya mas, hal ini ngak akan aku lupakan sepanjang umurku , kata Putri penuh rasa sayang kepadaku. “Iya Put, aku juga ngak akan melupakan kejadian ini. Emuachhh…” jawabku sembari ciuman pada bibirnya. Akhirnya kamipun mulai membersihkan tubuh kami dengan tisu yang ada di dalam mobilku, bergegas memakai pakaian kami kembali. Lalu akupun mengantarkan Putri pulang kerumahnya. Selama di perjalanan aku mengajak ngobrolnya agar dia tidak canggung kepadaku. sebelum Ia turun dari mobilku, kami sempat berciuman dulu dengan penuh nikmat yang membara. Aku dan Putri tidak akan melupakan kejadian ini. hingga aku menuliskan sebuah cerita sex di situs ini.
Malam ini Doyan SeX berbagi Cerita Dewasa Digilir Brondong Di Dalam Mobil. Selamat membaca & menikmati cerita sex bergambar yang hot dan di jamin bisa meningkatkan Fantasi & Gairah Seks. Mendung tebal angin dingin mulai menghembus, aku terus melaju mobil ku melintasi jalan raya yang agak sepi, aku baru saja mengunjungi salah satu nasabahku yang tempatnya agak jauh dari kota, aku harus melewati jalan raya yang sepi dan jauh dari perumahan penduduk. Tiba tiba saja aku merasakan ban mobilku kempes, lalu aku menoba berhenti dan memeriksanya, ternyata ban belakang sebelah kiri kempes. “ah g papa pasti aku masih bisa menaikinya sampai di kota” pikirku. Dan ketika aku membuka pintu mobilku, aku tak bisa membuka nya. Astaga aku menutup pintu mobilku dan kunci mobil masih mengantung di dalam, haaa…dasar sial. aku mencoba mencari Hpku, Oh no..! Hp dan tas ku juga di dalam mobil. Hujan mulai turun aku bsah kuyup kehujanan, mana sudah menjelang malam, tempat sunyi kek begini weeeeeeh….merinding rasanya. Setelah 20 menit berlalu aku melihat lampu mobil, aku melambai lambaikan tanganku. Mobil itu berhenti dan ternyata pengendaranya adalah anak anak muda, sepertinya pelajar SMU. “eehhhmmm….boleh minta tolong g dik, pinjem Hp nya buat telpon ke rumah, bentar aja, kunci mobil aku kekunci didalam mobil, dan tas aku di dalam juga” kataku sambil gemetaran menahan dingin. “waduh mbak..eh tante masuk mobil aja dulu, biar g kedinginan” jawab salah seorang dari mereka. Aku masuk kemobil, karena memang kedinginan. “aduh sorry ya mobil nya jadi basah” kataku. ternyata dimobil itu ada tiga orang remaja yang masih berseragam SMU, bau mobil terasa banget bau rokok, dan seperti nya mereka abis minum minum. ” ah g apa apa tante, ini HP nya ,telpon aja dulu” kata pemuda itu sambil menyerahkan HP. Berkali kali aku coba menghubungi G ada yang menjawab, tidak biasanya di rumah sepi jam segini, gerutuku. “G ada yang angkat ya tante?” tanya pemuda yg di sebelahku. “iya, g tau kemana mereka” kataku mulai gelisah. ” kalo begitu kita anter aja deh tante, rumah nya dimana”jawab pemuda yang di depan. “wah agak jauh dek, di jln kartini” jawabku ” gpp tante paling juga 30 menit kan dari sini” jawabnya lagi “iya deh makasih kalo g keberatan nanti aku ganti uang bensin nya ya” kataku lagi. Mobil melaju agak perlahan karena hujan lebat sekali, aku semakin kedinginan karena baju yang aku kenakan basah sekali. Aku mencoba menggosok gosokkan telapak tanganku, untuk mengurangi rasa dingin. “Erick lepas donk jaket lo, kasih ke tante biar g kedinginan, lo mah dah liat gitu di diemin aja” kata pemuda yang menyetir mobil. kemudian pemuda yang duduk di kursi depan melepas jaket nya dan memberikan nya padaku. “kenalin tante yang di sebelah tante tuh namanya Randy, nah ini Erick, and aku Patrick ” kata si Patrick mengenalkan diri. “tante masih dingin ya, mau aku peluk tante biar agak hangatan dikit” tanya si Randy tiba tiba. aku tak menjawab karena tubuhku bener bener gemetar kedinginan, aku biarkan saja si Randy memelukku. aku mulai merasakan hangat di tubuhku. aku memejamkan mataku. Tiba tiba aku merasakan sesuatu merayap ke buah dadaku, aku membiarkan nya, aku pura pura tak merasakan apa apa, aku merasakan nafas Randy mulai tak teratur. perlahan perlakuan Randy membangkitkan gairahku, aku geserkan tubuhku sedikit agar Randy bisa leluasa bermain main di payudaraku. Randy menngecup kupingku, yang seketika itu mengalirkan getar birahi, yang secepat kilat menjalar keseluruh tubuhku. “oh..ssshhhh…..aaahhh” desahku, “tante…aahhh …kamu cantik sekali” desah Randy, sambil perlahan mulai meraih bibirku, kami berciuman, lidah Randy bermain main di dalam mulutku, tanganku mulai aktif, menjamah dan mengelus apapun yang bisa aku elus dari tubuh Randy. Aku benar benar lupa kalo di mobil itu ada orang lain. dan tanpa aku sadari aku merasakan elusan elusan lain di pahaku, sementara tangan Randy masih memainkan payudaraku, dan bibirnya masih terus melumat bibirku. “ahk…aahhh…aaaaahhh….”aku terpekik mana kala elusan elusan itu menyentuh sesuatu yang paling sensitif itu. rupa nya Erick tanpa kusadari telah berpindah tempat, Erick terus mengelus dan mulai melepas celana dalamku, aku benar benar di derai perasaan nikmat yang teramat sangat. “ooohhhh….terusin…oh yah…aaahhh” desahku mana kala Erick mengelus elus Kemaluanku dan sesekali menyentuh clitku Dengan jempolnya. Randy melucuti pakaianku, melepas braku, aku benar benar tak kuasa menolak kenikmatan itu. Randy melumat , menghisap dan mengulum puting payudaraku bergantian. dan Erick mulai menjilati bibir kemaluanku. sunnguh kenikmatan yang luar biasa menyerang aku dari bwah dan atas. tante…nikmat sekali payudara tante ” kata Randy. “isep Ran..terusin Ran…aaah” ceracauku. “oooohhh….Ki aahhh…masukin jari nya ki…terus ki…Buka ki masukin lidah kamu Ki…oooohh” aku semakin mengangkat angkat pantatku sambil tanganku menekan kepala Erick yang sibuk menjilati kemaluanku. “aaaahhh…Tante kemaluan tante enak sekali…Erick suka sekali” kata Erick “aduh kalian jahat ya…masak aku suruh nyetir mobil sambil kemaluan aku ngaceng kek gini” celoteh Patrick. ” Ran…tante buka ya” kataku sambil meraih seleting celana Randy. Randy pasarah saja. Gundukan yang keras di balik CD biru itu membuat aku tak tahan ingin segera menikmatinya. Randy bangkit dan melepas celana dan CD nya. Erick mengikuti hal yg dilakukan Randy, kemudian aku duduk diantara mereka, kedua nya melumat payudaraku bergantian, sementara aku melebarkan kakiku, sebelah kiri ke Erick dan sebelah kanan di atas paha Randy, jelas sekali kemaluanku yang basah itu terpampang Dengan jelas nya. sementara kedua tanganku sibuk memainkan kemaluan Randy dan Erick. tangan Randy merambat turun dan menyentuh kemaluanku, aku mengeliat ketika jari Erick mulai menusuk lubang kemaluanku. kemudian aku merubah posisiku, Dengan membelakangi Erick dan mengoral kemaluan Randy. tapi kemudian Erick menarik pantatku dan mengangkat nya, sehingga posisiku setengah menungging. ” aaahh…tante…isep tante…oooohhh nikmat sekali” ceracau Randy “isep kemaluan aku tante….oooohhhh …terusin tante ….isep…”Randy mengeliat tak karuan ketika buah jakar itu aku isep dan aku coba masukkan semua kemulutku. Aku terus mempermainkan kemaluan Randy, menusuk nusukkan ujung lidah ku ke lubang yang kecil itu. sementara itu, Erick memberiku sensasi yang luar biasa, ketika lidah Randy menyapu duburku,memainkan lidah nya di duburku. tiba tiba aja Patrick mengejutkan kita semua. “Dah sampe neh…giliran aku kalian mundur semua ” kata Patrick sambil membuka pintu mobil, yang tanpa aku sadari ternyata kita sudah di dalam garansi mobil Patrick. kemudian Randy turun yang di ikuti oleh Erick, mereka berdua tergopoh gopoh memakai kembali celana mereka. Patrick menarik jaket yang hendak ku kenakan kembali, dan menarik tanganku keluar dari mobil, dalam keadaan baju yang terbuka dan bra yang terlepas, Rok yang berantakan, Patrick menariku masuk kerumah nya, aku mengikuti saja. “gantian, lo harus muasin aku, dari tadi aku dah ngaceng negliat tingkah kalian” kata si Patrick yang sambil mendorongku jatuh ke sofa, kemudian Dengan kasar dia membuka celananya sendiri dan menyodorkan kemaluan nya yang sudah mengeras ke mulutku. “ayo isep bich…hah…ayo!” Dengan kasar Patrick menyumpal mulutku Dengan kemaluannya. Aku mengisap, kemaluan Patrick memainkan Dengan lidahku,sesekali aku kocok Dengan tanganku. lidahku berputar putar di seputar buah pelirnya. “oooh yah…terus sayang…isep…lo emang lihai…aahhh…aaahhh” “ kemaluan kamu enak banget Trick…aku suka banget” aku mengumam menikmati kemaluan Patrick. “Trick …boleh ya aku isep kemaluan lo ampe keluar? ” godaku ” Iya sayang….aahhh….isep sayang…oooohhh….yah begitu…begitu sayang terus…terusin..” Patrick meracau menikmati seponganku. Aku merasakan kedutan di batang Patrick, yang aku tau dia sebentar lagi bakal menyemburkan pejuhnya, aku sengaja mempermainkan Patrick, Dengan menghentikan aktifitasku, aku melepas kemaluan itu dari mulutku. ” sayang kenapa berhenti…ayo donk isep lagi…dah mau keluar neh…ayo donk” rayu Patrick sambil menyodorkan kemaluan nya ke mulutku. aku tersenyum sambil berdiri. ” he he he …nanti donk Trick…aku haus nih…boleh minta minum ya?” godaku. “g boleh ayo …isepin dulu ampe keluar please donk sayang…ayao..” kata Patrick sambil mengelus elus pantatku. ” kalo lo bisa buktiin ke aku kalo lo bisa muasin aku….aku mau isep punya kamu ampe keluar” tantangku ” dasar perempuan….sini aku puasin lo minta yang gimana hah?” Patrick geram mendengar tantanganku. Kemudian dengan kasar dia membopong tubuhku ke meja makan. Patrick menciumiku Dengan kasar, yang dimana buat aku semakin membakar gairahku, ciuman Patrick semakin ganas, dari telingaku kemudian leherku menjadi sasarannya, Dengan kasar Patrick melucuti pakaianku sehingga aku berbugil ria. dalam sepintas pandang aku melihat Erick dan Randy yang ternyata dari tadi melihatku sambil beronani. ciuman Patrick turun ke payudaraku, memilin milin putingku Dengan liar nya, sementara tangan Patrick menyusuri pahaku, mengelus dan mulai meraba raba kemaluanku yang sudah basah. aku merengangkan kakiku agar Patrick bisa leluasa memainkan kemaluanku yang becek. Patrick memasukkan jari nya ke kemaluan ku mencoba mencari G spot dan mengocok nya Dengan gerakan yang cepat. ” oh ya…yah…yaaah…terus Trick…terus” ceracauku “lo suka hah…enak kalo kemaluan lo aku beginikan hah” “iya Trick..terusin sayang…oooohhh..nikmat nya Trickk…terus Trick” ” ayo bilang lo mo aku apain…mo aku isepin …mo aku entot kemaluan lo ini hah” kata Patrick sambil mengocok kemaluanku Dengan jarinya. kemudian Patrick mengangkat tubuhku agar aku duduk di meja makan, kemudian Patrick mulai menggisap kemaluanku Dengan lidah nya. ” ayo bilang bich..enak g aku giniin…hah…kemaluan lo udah basah..kemaluan lo udah gatal kan?” ” iay Trick…memek aku udah g sabar minta lo entot..ayo Trick masukin Trick…aku mohon” aku merintih memohon pada Patrick agar segera mengentotku. “hhmmm…kemaluan lo nikmat …ooohhh…aku suka sekali” ceracau Patrick Trickk…ooohhh….aaaahhh….gigit Trickk itil aku Trick…iyah begitu…ooohhh” ” lo suka dikasarin yah…heh….aku akan entot lo…ampe lo puas” “Trick …ayo Trick masukin Trick…aku udah g tahan” rintihku, sambil terus meremas remas rambut Patrick, Patrick seakan akan sengaja mempermainkan gairahku, dia terus mengisap kemaluan ku dan jarinya menusuk nusuk kemaluanku. Erick dan Randy mendekati aku dan Patrick, yang kemudaian Randy segera meraih payudaraku, sementara Erick melumat bibirku, sungguh pengalam luar biasa yang belum pernah aku rasakan, di serbu dari segala arah membuat aku semkain tak bisa menahan dasyat nya kenikmatan itu. ” aaahhhkkk….ooohhh….aku…ak…aku ke..keluar Trickaaaaa….aaah…aaahhh” aku menjerit sambil tanganku menekan kepala Patrick, aku mengalami orgasme yang teramat hebat. Patrick berdiri dan menarik tanganku, aku mengikutinya, disusul Randy dan Erick, Patrick membawaku ke ruang tamu, kemudian Patrick mulai mencumbuku kembali, kali ini Patrick menyuruhku duduk di sofa, dan Dengan nafsu yang meletup letup Patrick menciumi bibirku. kemudian Patrick memutar tubuhku, kakiku disandaran sofa sementara kepalaku menggelantuh kelantai, kemudian Randy menarik kakuku agar lebih naik. kemudain Patrick mengangkangi kepalaku dan mulai menyodok nyodokkan kemaluan nya ke mulutku, sementara itu Erick dan Randy secara bergantian menghisap isap kemaluanku, “ooohh….yah baby suck it …suck…terus tante…oooohhh” Patrick menikmati permainan permanian lidahku, aku sendiri merasakan kenikmatan yang luar biasa mana kala aku merasakan jari jari Randy dan Erick memainkan clitku. lima menit kemudian Patrick menarik tubuhku dan memintaku terlentang di sofa, dan mulai lah Patrick memasukkan kemaluan nya. “aaahhh….Patrick…enak Trick…enak sayang…entot aku Trick” celotehku “tante kemaluan tante enak….sempit sekali tante…rasanya kemaluan Patrick kek di sedot sedot” “entot aku Trick…terus Trick sodok yang dalem Trick” “tante…aku mo keluar tante…aku udah g tahan….aaahh…aaahhh…enak tante” “Jangan Trick…tante masih suka kemaluan kamu Trick…aaahhh…jangan keluarin dulu Trick” pintaku, tapi Patrick keburu menyemprotkan pejuh nya. “aaaaahhhhhhhh………aaaaaahhhh……..aaah…aa hh…” erang Patrick “sorry tante…Patrick g kuat nahan tante…udah dari tadi sih tante”jawab Patrick aku kecewa rasanya karena kemaluanku masih ingin merasakan sodokan sodokan kemaluan Patrick yang besar dan panjang itu.” Randy ayo donk sayang…fuck me…kemaluan tante masih pengen kemaluan lagi ayo…” pintaku ke Randy yang dari tadi coli sendiri. kemudian Randy mendekatiku dan mulai memasukkan penis nya yang tak seberapa besar ukuranya. sementara Erick memintaku mengoralnya. “oh ya…ooohhh….yah…yah…entot tante Ran…yaah…terus Ran” ocehku “tante goyang tante…yah begitu tante …oooohhhh…nikmat tante..enak” “Eriicckk…kemaluan lo enak banget….tante suka sekali” kemudian aku melepas isepanku di kemaluan Erick ..dan meminta Randy berhenti, aku berganti posisi, aku meminta Erick duduk di sofa yang kemudian aku naik dan menggoyang nya dari atas, semnetara itu aku meminta Randy untuk memasukkan kemaluan nya ke duburku. “aahkk…pelan pelan Ran…tante belom pernah soal nya” pintaku ketika Randy main sodok aja ke duburku. setelah berulang kali gagal menembus duburku ahirnya masuk juga. “aaahhh…oooohhh..tante seret sekali…lebih sempit” kata Randy. “ooohhh….tante kemaluan tante enak sekali” “ayo sayang…nikmati tubuh tante ini…ayo…aahhh…nikmatin sampai kalian puas” racauku “ooohhh tante Randy mo keluar…barengan yah tante” “tahan dulu Ran…biar barengan ma Erick” pintaku tiga menit kemudian Erick memintaku menggoyang nya lebih cepat “ayo tante goyang…iya …begitu…terus tante…terus” “aaaahhhhhh…….ahhk…aaahkk…aaaahhhh” kami bertiga keluar bersamaan, kakiku gemetar menahan kenikmatan itu, sementara Randy mencabut penis nya dan terkulai di sofa, semnetara aku memeluk erat Erick. Kami melakukan nya kembali, mereka mengentotku bergantian, payudaraku lengket lengket karena pejuh mereka, sekujurtubuhku terasa bagaikan kena lem lengket dimana mana, tak terasa waktu menunjukan pukul 11 malam, lalu aku bergegas mandi dan meminta Patrick untuk mengantarku pulang. dalam perjalanan pulang, aku merasakan kepuasan yang tak terhingga, ternyata enak juga ML Dengan anak anak muda. mereka lebih rakus lebih dasyat. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
cerita dewasa di mobil