Rencanahiking ke rinjani dari tanggal 13-16 april 2016 16-20 explore wisata alam di lombok 21 April Lombok Mataram - Bima : 250k Bima - Sape : 30k sape - Labuan Bajo : 55k Penginapan Labuan Bajo : 100k permalam Sailing Komodo (23-25 April 2016) : 1300k 23 April labuan bajo pulau kanawa pulau sembilan gililawa sunset 24 april gililawa sunrise HargaTiket Kapal Pelni Dari Pelabuhan Lembar Lombok Langsng Ke Labuan Bajo Adalah Rp 189.000 Untuk Penumpang Dewasa Dan Balita Rp 24.000. Lama Temph Perjalanan Kapal Laut Dari Lembar Lombok Ke Labuan Bajo Adalah Sekitar 2 Jam Atau Semalam. LABUANBAJO, Kepolisian Daerah (Polda) NTT menyatakan situasi Kamtibmas di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, sebagai destinasi wisata super premium sudah kondusif. "Saya pastikan bahwa situasi di Manggarai Barat ini kondusif, aman. Saya imbau, ya kepada wisatawan-wisatawan yang akan datang ke sini, silakan datang," kata Wakapolda NTT, Brigjen Pol Heri Sulistianto di Mapolres Ruteyang kita tuju berikutnya adalah Pelabuhan Sape. Pelabuhan Sape ini yang bakalan bawa kita ke Labuan Bajo. Bis dari Terminal Bima ke Pelabuhan Sape biasanya mulai jalan jam 5:00 pagi jadi kalian jangan sampai terlambat di terminal. Tarifnya Bus dari Terminal Bima ke Pelabuhan Sape sebesar Rp30.000 per orang dengan Waktu tempuh sekitar 3 jam. 1 Kapal Pelni Km Willis dari Labuan Bajo ke kota Bima Jalur pelayaran : LABUAN BAJO - BIMA, Nama Kapal Pelni: KM.WILIS kapal pelni km wilis Pergi dari Dermaga Labuan Bajo ke bima. Biaya penumpang dan Harga ticket Kapal pelni km Wilis dari Labuan Bajo ke Bima : Dewasa Rp 73.000 dan balita Rp 13.000. Baca Juga: Beli Tiket Kapal Banyuwangi Lombok. Beikutanggaran budget dari Lombok ke Labuan Bajo : 1. Ongkos minibus dari Mataram ke Pelabuhan Khayangan Rp. 30.000. 2. Tiket ferry dari Pelabuhan Khayangan ke Pelabuhan Pototano Rp. 17.000. 3. Pelabuhan Pototano hingga kota Bima Sumbawa Rp. 80.000. 4. Minibus Kota Bima ke Pelabuhan Sape Rp. 30.000. WVKlW. Bagi kamu yang pernah lihat foto ikoniknya Labuan Bajo, pasti setuju kalau tempat wisata ini indah pake banget! Siapa yang tak pengen ke sana? Turis asing pun berbondong-bondong ingin menayaksikan sendiri salah satu keajaiban dunia ini. Lihat dulu foto-fotonya Buat kamu yang hobi traveling, Labuan Bajo menjadi destinasi wajibmu. Pergi ke tempat ini bisa membuat kita benar-benar melupakan rutinitas sehari-hari. Gak cuma mata yang termanjakan dengan pemandangan indahnya, tapi jiwa kita bisa menjadi lebih sehat usai liburan dari gimana sih caranya pergi ke Labuan Bajo, terutama kalau kamu berangkat dari Yogyakarta? Tak perlu bingung, berikut aku ceritakan dimulai dari Yogyakarta...Kamu bisa ambil penerbangan ke Bali pada pagi hari. Kemudian, siang harinya melanjutkan penerbangan dari Bali ke NTT. Harga tiket pesawat dari Yogya ke Bali sekitar Rp 400 ribu per-orang, lalu dari Bali ke NTT sekitar Rp 700 ribu per-orang. Namun, harga tiket ini belum termasuk PP pulang-pergi Perjalanan yang kulakukan ini direncanakan selama 10 hari, dengan berbekal satu ransel dan uang secukupnya. Jangan khawatir uangmu habis, kamu masih bisa mencari ATM di di Bandar Udara Komodo, yang harus kamu lakukan adalah mencari taksi untuk mengantarkanmu ke kota. Biaya taksi dari bandara ke kota adalah sekitar Rp 50 jangan berharap bakal menemukan taksi dengan warna ikonik layaknya di ibukota. Taksi di sini modelnya seperti mobil Setelah tiba di kota, segera cari penyewaan sepeda motor untuk lebih menghemat uangmu. Biaya sewa sepeda motor sekitar Rp 75 ribu per-hari. Kalau motor sudah dapat, hal selanjutnya yang perlu kamu lakukan adalah menyewa tidak, gimana bisa keliling pulau-pulau di Labuan Bajo. Setelah banyak tawar menawar dan memilih, akhirnya aku menemukan kapal dengan harga Rp 4 juta untuk dua orang selama tiga hari dua malam. Harga ini sudah termasuk makan, alat snorkeling, dan pilihan pulau tujuan pilihan apa saja yang bisa kita tuju dengan kapal tersebut?Dengan kapal seharga Rp 4 juta tersebut, aku dan partnerku bisa keliling ke Pulau Rinca, Pulau Padar, Pink Beach, Pulau Kalong, Taman Nasional Komodo, Manta Point, dan Pulau Kanawa. Namun karena suatu kondisi, perjalanan keliling pulau ini baru bisa dilakukan pada hari ketiga. Alhasil, kita menginap di hotel di kota dengan harga Rp 500 per Times/Safira Aulia Pada hari kedua ini, kami memutuskan pergi ke air terjun Cunca Wulang. Jarak kota Labuan Bajo ke Air Terjun Cunca Wulang sekitar 1,5 hingga dua jam dengan naik motor. Kami perlu tracking selama satu jam menyusuri hutan untuk menuju air itu semua terbayar dengan indahnya air terjun tersebut! IDN Times/Safira Aulia Mulai hari ketiga, saatnya keliling pulau dengan naik kapal!IDN Times/Safira Aulia Perjalanan hari ketiga dimulai! Kami sudah excited banget menunggu perjalanan ini. Setelah sarapan, kami langsung datang ke pelabuhan jam WITA. Tanpa buang-buang waktu, kami berangkat ke Pulau Rinca untuk melihat Times/Safira Aulia IDN Times/Safira Aulia Setelah dari Pulau Rinca, kami mampir ke Pulau Padar yang kece abis. Foto di pulau inilah yang bikin orang-orang ingin traveling ke Labuan Bajo. Begitu bisa lihat langsung pulau ini, tak bisa menggambarkan perasaan. Senangnya itu tak terkirakan!IDN Times/Safira Aulia Snorkeling di Pink Beach adalah tujuan kami setelah dari Pulau Padar. Dalam perjalanan ke Pink Beach, kami disuguhi pisang goreng oleh awak kapal yang baik Usai dari Pink Beach, kami diajak bermalam di dekat Pulau Kalong. Mendekati pulau tersebut, kita disambut pesona sunset yang Times/Safira Aulia Belum lagi saat bangun, sunrise super indah ini menyapa pagi kami. Aduhai!IDN Times/Safira Aulia Baca juga 10 Foto Keindahan Gili Trawangan, Gak Nyangka Kalau Lagi di Indonesia!Next stop, masih lanjut keliling pulau yang ini dilanjutkan menuju ke Taman Nasional Komodo yang katanya ada spesies terbesar. Biaya masuk ke Taman Nasional Komodo ini sekitar Rp 90 ribu per-orang. Sayangnya, hanya tampak komodo kecil saat kami ke sana. Namun, itu semua masih terbayarkan dengan keeksotisan Taman Nasional Times/Safira Aulia IDN Times/Safira Aulia Ehh ternyata sebelum meninggalkan Taman Nasional Komodo, ada ikan lumba-lumba yang menyapa kita lho. Makin terbayar deh perjalanan ke Times/Safira Aulia Sebelum ke Desa Waerebo yang telah disepakati sebagai tujuan terakhir, kami mampir dulu ke Manta Point. Kamu bisa berenang bersama para manta di Times/Safira Aulia Puas berenang dengan para manta, kita mau lihat cantiknya Desa Waerobo. Waktu yang kami habiskan untuk ke Desa Waerebo adalah sekitar tujuh itu karena kami sama-sama tidak tahu bahwa ada jalur yang lebih cepat. Karena sudah sore dan baru tiba di kaki gunung, kami putuskan menginap di lodge yang ada di tanpa buang-buang waktu, kami melanjutkan perjalanan ke Desa Waerobo. Bangun sejak jam WITA, kami berjalan selama kurang lebih dua Times/Safira Aulia Kami disambut baik warga Desa Waerobo. Kami sempatkan diri untuk mengobrol, mengajar, dan bermain dengan anak-anak Desa Waerobo. Hingga akhirnya kami turun dan menuju Pulau Kanawa pada pukul Times/Safira Aulia Waktunya istirahat di Pulau Kanawa!IDN Times/Safira Aulia Setelah berhari-hari tidur di atas kapal, island hopping, tracking dan naik gunung, sekarang saatnya kami beristirahat di Pulau Kanawa. Pulau satu ini istimewa banget, karena kebersihannya sangat Pulau Kanawa ini, kamu tidak akan menemukan hotel seperti layaknya di Bali. Yang ada hanyalah bungalow, dengan harga sekitar Rp 700 ribu per malam yang hanya berjumlah 14 tak kebagian bungalow, kamu masih bisa menginap di bale-bale dengan harga sekitar Rp 300 ribu per malam. Atau kalau mau lebih murah, kamu bisa memilih menginap dengan tenda, sekitar Rp 80 ribu per Fasilitas yang didapat bakal berbeda. Jika di bungalow, kamar mandi sudah termasuk di dalamnya. Namun bale-bale dan tenda, kamu harus berbagi kamar mandi dengan orang lain. Begitu juga dengan ketersediaan stop di Pulau Kanawa ini kita habiskan dengan mengeksplor Pulau Kanawa. Dijamin, kamu gak akan bosan di pulau cantik nan bersih satu ini!IDN Times/Safira Aulia IDN Times/Safira Aulia IDN Times/Safira Aulia Tanpa terasa, 10 hari pun sudah berlalu. Sekaranglah saatnya kembali ke Yogya. Sama seperti rute saat berangkat, aku harus terbang ke Bali dulu, baru bisa mendarat di Yogya. Meski capek dengan segala kegiatan di sana, semua itu terbayar dengan pemandangan yang kita dapatkan. Gak rugi deh pokoknya!Good-bye Labuan Bajo, someday I will come back here! Baca juga Destinasi Kece ala Tyas Mirasih, Cocok buat Liburan Bareng Pasangan Nih! Labuan Bajo adalah salah satu desa yang terletak di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Walaupun belum terlalu banyak dikunjungi wisatawan, tetapi keindahan tempat wisata di Labuan Bajo dapat membuat Anda berdecak kagum dan ingin segera berkunjung ke sana. Namun, bisakah Anda pergi ke Labuan Bajo dengan budget ala backpacker? Keluyuran akan memberi tips untuk Anda yang ingin menjadi backpacker ke Labuan Bajo. Tak hanya sekedar tips, kami juga akan berbagi hal-hal menarik apa saja yang bisa dilakukan di Labuan Bajo. Yuk, mulai membuat persiapan untuk berpelesir ke Labuan Bajo! Solusi Transportasi Murah Ke Labuan Bajo Labuan Bajo memiliki bandar udara yang melayani penerbangan setiap harinya, yakni Bandara Komodo. Akan tetapi, biaya tiket pesawat dari Jakarta atau Surabaya menuju ke Labuan Bajo sangat mahal, yaitu berkisar antara Rp – untuk sekali jalan. Nah, jika Anda ingin backpacker ke Labuan Bajo, carilah tiket pesawat murah dengan tujuan ke Mataram, Lombok. Kemudian, dari Terminal Mandalika Mataram Anda bisa naik bus malam selama 12 jam untuk sampai di Terminal Sape Sumbawa Timur. Kemudian, dari Pelabuhan Sape Anda bisa naik kapal ferry untuk menuju ke Labuan Bajo. Pilih Hotel Sederhana dengan Tarif Terjangkau Tak perlu khawatir tidak mendapat hotel saat berlibur di Labuan Bajo. Karena di sini sudah banyak hotel dengan beragam bintang dan tarif. Karena Anda sedang berlibur ala backpacker, maka pilihlah hotel bintang 1 atau losmen yang tarif kamarnya di bawah Rp per malam. Untuk mendapat harga yang lebih murah, Anda bisa memesan kamar hotel melalui situs booking tertentu yang biasanya akan memberikan promo harga yang menarik. Hindari Datang Saat Musim Liburan Karena jumlah penginapan di Labuan Bajo masih belum terlalu banyak seperti di Bali atau Lombok, maka sebaiknya Anda memesan kamar hotel dari jauh-jauh hari. Hindari untuk datang ke Labuan Bajo saat musim liburan. Pasalnya di saat liburan, selain harga tiket dan akomodasinya lebih tinggi, Anda juga tidak bisa leluasa untuk menikmati keindahan Labuan Bajo. Ketika liburan tiba tempat ini pasti akan dipenuhi oleh wisatawan yang ingin melihat langsung keindahan Labuan Bajo. Kuliner Murah dan Enak Di Labuan Bajo Di Labuan Bajo terdapat restoran, cafe, toko oleh-oleh, dan lounge dengan suasana yang santai. Sayangnya, Anda harus berpikir dua kali ketika hendak makan di tempat-tempat tersebut. Karena harga menu yang ditawarkan di restoran dan cafe yang ada di Labuan Bajo terbilang mahal. Oleh karena itu, carilah kuliner murah dan enak di warung-warung kaki lima yang ada di Labuan Bajo. Perlu Anda ketahui bahwa kuliner khas Labuan Bajo adalah ikan segar dan makanan laut lainnya. Jadi, Anda bisa menikmati sepiring nasi putih dan ikan segar yang digoreng atau dibakar di warung-warung kecil. Namun, pastikan terlebih dahulu harga makanan di warung kaki lima tersebut sebelum memesan. Karena beberapa warung kaki lima kerap kali memberi harga yang tinggi kepada wisatawan luar NTB. Usahakan untuk Menyewa Sepeda Motor atau Mobil Pergi dengan menggunakan alat transportasi umum memang adalah cara menghemat pengeluaran bagi para backpacker. Namun, hal ini tidak berlaku ketika Anda backpacker ke Labuan Bajo. Pasalnya, di sini sangat minim transportasi umum. Karena alat transportasi umum di Labuan Bajo kurang memadai, maka Keluyuran merekomendasikan Anda untuk menyewa kendaraan saja di rental. Jika Anda adalah backpacker solo atau berpasangan, sewalah sepeda motor untuk mengantar Anda berkeliling ke spot-spot wisata di Labuan Bajo. Tapi jika Anda berlibur ke Labuan Bajo dengan rombongan, maka sewalah mobil dan bayar secara patungan. Bersantai Di Pulau Kanawa yang Eksotis Pulau Kanawa adalah salah satu spot wisata yang paling terkenal di Labuan Bajo. Pantai yang terdapat di pulau ini menawarkan pasir putih yang bersih dengan tekstur yang lembut. Selain itu, air laut yang tampak dari Pulau Kanawa ini terlihat jernih dengan warna biru kehijauan. Satu, dua, tiga, dan saatnya gua bercerita lagi tentang backpackeran. Finally, gua berhasil menyelesaikan salah satu tujuan gua di 2018 yaitu backpacker ke Labuan Bajo. Alhamdulillah semua berjalan lancer dana man terkendali. Gua mulai cerita ya, pantengin!!! Senin, 10 September 2018. Pukul 3 subuh gua dan 2 orang temen gua bergegas berangkat dari kosn menuju Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta, flight pagi Jakarta-Lombok menunggu kami, saat itu harga pesawat kami sekitar Rp. Ohiya, FYI selama perjalanan ini nyatanya kita kena high season njir, baik dari harga pesawat hingga hidup di Labuan Bajo semuanya naik harga, amsyong emang wkwk. Tepat pukul 0545 WIB pesawat kami lepas landas dari bandara Halim menuju Bandara Internasional Lombok di Mataram, sekitar 2 jam setengah perjalanan kami tempuh dan tepat pukul 0900 WITA kami tiba di Lombok. Tiba di Lombok, kami tak banyak diam dan menunggu, kami langsung memesan tiket Damri yang akan membawa kami menuju terminal Mandalika Mataram, tiket Damri sekitar Rp. Perjalanan dari bandara Lombok menuju terminal Mandalika memakan waktu sekitar 1 jam lebih, namun sebelum sampe ke terminal nyatanya kami harus stop terlebih dahulu di pul Damri yang jaraknya lumayan jauh lah dari terminal Mandalika. Setelah tiba di Pul Damri, kami memutuskan untuk memesan Grab Car dengan tujuan terminal Mandalika, harga Grab saat itu cuman Rp. saja hee. Nah, di terminal Mandalika inilah, kehebatan tawar-menawar kami mulai di uji. Kami mencari bus dengan tujuan Mataram-Bima, dan dapatlah kami Bus tujuan Bimadengan harga yang lumayan mahal. Sekitar Rp. bapak-bapak tua itu menawari tiket bus itu kepada kami, tapi ga segampang itu kami mengiyakan. Setelah berdebat ringan, akhirnya kita sepakat jika harga tiket bus mentik di Rp. gpp lah yang penting di bawah 200k. Bus kami lumayan enak, karena full AC juga dan perjalanan pun terjadwal pukul 1500 WITA. Jarum jam menunjukan pukul 1500 WITA dan itu artinya trip kita berlanjut, sekitar 12 jam lebih waktu yang kami habiskan di dalam bis, menyebrangi antara Laut Lombok dan Sumbawa sekitar 2 jam, melanjutkan perjalanan menuju kota Bima dari Pelabuhan Pototano sekitar 10 jam dan akhirnya tepat pukul 0400 WITA kami tiba di Kota Bima. Selasa, 11 September 2018. Pagi itu Kota Bima menyambut kami dengan sejuk, Kota ini sangatlah cantik nampaknya, tatkala matahari menyingsing ke langit-langit dan keindahan kota Bima semakin terpancar ditambah lagi dengan panorama perbukitan yang memagari kota ini. 2 Jam lebih sudah cukup untuk gua dan teman-teman berkenalan dengan Kota Bima, perjalanan kami harus berlanjut tepatnya pukul setengah 7 pagi sebuah angkutan kota akan membawa kami menuju Pelabuhan Sape, titik terakhir kami sebelum sampai ke tujuan akhir. Tarif angkutan kota ini sekitar Rp. saja dengan jarak tempuh 2 jam perjalanan. Setengah 9 pagi waktu setempat kami tiba di Pelabuhan Sape, kami langsung saja memesan tiket Feri di loket dengan harga sekitar Rp. perjalanan terjadwal pukul WITA. Kapal pun berlayar dan 7 jam sudah kita terombang-ambing di laut lepas, meski begitu panorama kiri kekanan kapal kami sangatlah menawan. Gugusan pulau ala-ala Nusa Tenggara terlihat begitu memanjakan setiap mata yang memandang, nggak kerasa seperti berjalan-jalan jauh karena tiba-tiba pukul 1700 WITA Feri kita mulai merapat di dermaga Labuan Bajo. Puas, lega, so enjoy rasanya karena akhirnya kaki kita bertiga mampu juga menapak di Labuan Bajo yang katanya hitz, karena mulai banyaknya wisatawan yang berkunjung baik lokal maupun asing. Okey, hal pertama yang kita lakuin ketika sampe adalah mencari hunian atau homestay yang low budget. Cari kesana kemari, tawar sana dan sini terus dicoba, harga homestay disini sangat bervariasi dan sialnya lagi waktu kehadiran kami ini bertepatan dengan masa-masa high season dikarenakan mulaimemasuki masa-masa libur akhir tahun. But, akhirnya kami memutuskan untuk nginep di sebuah hotel bernama Hotel Mutiara namun di kamar yang kelas Backpacker karena jauh lebih murah hehe. Harga sewa per tempat tidur adalah Rp. dan kami memutuskan untuk menginap disana selama 3 hari, capek kalo harus pindah-pindah homestay setiap hari. Setelah berjodoh dengan homestay ini, tak lantas membuat kami langsung tepar dan tidur pulas karena kami masih harus mencari jasa tour untuk keperluan wisata kami di esok harinya, Ohiya di Labuan Bajo ini banyak banget loh yang menyediakan jasa travel baik sailing trip ataupun one day trip dan itu berjejer banyak di sepanjang jalan Soekarno Hatta yang merupakan jalan akses utama di kota Labuan Bajo sendiri, tinggal menyesuaikan dengan budget dan kebutuhan kalian saja mau paket wisata yang bagaimana, jadi gak harus pesan online kok. Harga pun bervariasi, dan pandai-pandai kita menawar saja. Gua dan teman-teman memutuskan untuk mengambil one day trip saja, karena kami menyesuaikan dengan budget di tangan pula. Destinasi wajib bagi kami untuk esok hari ialah Pulau Padar dan bertemu Komodo, akhirnya setelah tawar-menawar dan keliling kesana-kemari kami pun mendapatkan harga Rp. untuk one day trip keempat pulau yaitu Pulau Padar, Pulau Kelor, Snorkeling di Menjerite dan Pulau Rinca untuk menyambangi habitat asli Komodo selain itu paket ini udah plus makan siang dan air minum serta fasilitas snorkeling. Nggak tau murah atau mahal itu, yang jelas kita udah bener-bener nawar dari harga yang lumayan tinggi sebelumnya, dan emang pasaran disana ya segitu, sulit untuk menemukan harga yang di bawah 500k. Oke, hotel ready, rencana besok readi, dan saatnya beristirahat penuh setelah 2 hari perjalanan yang melelahkan sebelumnya. Rabu, 12 September 2018. Alarm berdering tepat pukul 0400 WITA, dan saatnya beranjak dari Kasur dan berkemas diri karena pukul 0530 WITA kapal yang akan membawa kami berlayar akan berangkat. Setengah 6 pagi kami bertiga berjalankaki menuju pelabuhan Labuhan Bajo yang jaraknya tak jauh dari homestay tempat kami tinggal. Kami di arahkan oleh seorang tour guide untuk naik ke atas kapal bersama 7 orang turis asing yang akan menjadi rekan kami dalam perjalanan satu hari penuh tersebut. Mata sepet kami yang masih tampak ngantuk ini mau gak mau harus dibuka lebar-lebar karena panorama pagi yang kami lihat kala itu sangatlah cantic, matahri terbit disisi bukit begitu mencairkan suasana pagi itu. Oke cerita mengenai destinasi dimulai… Pulau Padar Sekitar 3 jam pelayaran kami tempuh untuk sampai ke Pulau Padar, salah satu destinasi terwajib yang harus kalian kunjungi ketika berlibur ke Labuhan Bajo. Sampai di Padar, gua dan 2 orang teman gua langsung tracking ke atas bukit, begitu tinggi jalan yang harus ditempuh meski udah tersedia anak-anak tangga. Tapi, jerih payah seakan dibayar tuntas ketika melihat kejaiban tuhan yang terhampar luas dihadapan mata. Masyaallah begitu Indah Pulau Padar, wajar bila se-hitz itu di media social!! Pulau Rinca Setelah Padar, kita berlabuh di Pulau Rinca. Lucu rasanya udah jauh-jauh ke Labuhan Bajo tapi gak lihat Komodo, meski bukan di Pulau Komodo namun nyatanya di Pulau Rinca habitat Komodo lumayan banyak juga. Tapi, tetap safety ya teman-teman kalo mau main sama Komodo, jaga batas aman hehe. Snorkeling di Menjerite Selain Manta Point, ternyata Menjerite juga menjadi salah satu destinasi terfavorit para turis untuk melakukan aktivitas snorkeling. Meski begitu gua ga ikut snorkeling disini, karena cuacanya panas minta ampun. Jadinya ya foto-foto aja, tempatnya bagus juga hehe Pulau Kelor Nah, destinasi terakhir yang kami kunjungi hari itu ialah Pulau Kelor. Salah satu spot paling baik untuk melihat senja, sedikit tracking menuju puncak bukitnya, dan bah indah sekali senja di Labuhan Bajo. Selesai satu hari menikmati indahnya lautan Bajo, kami kembali ke homestay dan beristirahat sembari memikirkan esok hari mau kemana. Tujuan kami jelas untuk mencoba wisata darat di sekitaran Labuhan Bajo, karena kenyang juga main di air beberapa hari baik saat wisata maupun di perjalanan kapal hehe. Kamis, 13 September 2018. Berlanjut di hari berikutnya, lain hari maka lain pula ceritanya. Pagi itu kami bertiga bablas tidur sampe jam 8 pagi, padahal kita punya rencana untuk pergi mengunjungi spiderwab ricefield dan desa Todo yang jaraknya lumayan jauh dari pusat kota Labuan Bajo, sekiranya memakan 3 jam waktu perjalananlah. Pukul 0800 WITA kita serentak bangun, mandi, dan siap-siap secepat kilat karena kita harus mencari rental motor juga. Setelah siap, kita langsung menyewa motor yang kebetulan tempat rentalnya berada disebelah persis hotel kami, harga sewa per motor sekitar Rp. nah karena kita ada 3 orang maka mau nggak mau kita harus sewa 2 motor. Jadi total pengeluaran untuk 2 motor ini adalah Rp. dan dibagi 3 orang, jdi masing-masing dari kita hanya membayar Rp. saja. Jreng, jrengg, berpacu dengan waktu kita bertiga pun langsung tancap gas menuju daerah Ruteng untuk mengunjungi Spiderwab Ricefield. Spiderwab Ricefield. Jadi, Spiderwab Ricefield adalah sebuah area persawahan yang mana jika di lihat dari ketinggian bentuk persawahan ini sangatlah unik karena menyerupai jarring laba-laba. Katanya sih, bentuk sawah seperti ini merupakan salah satu adat atau tradisi masyarakat sekitar yang sudah ada sejak turun-temurun. Biaya masuk untuk tempat wisata ini terbilang murah, hanya Rp. Setelah puas bermain dan merekam gambar untuk kebutuhan produksi video di tempat ini, kita langsung melanjutkan perjalanan kembali menuju Labuan Bajo. Sayangnya ialah, kami tak sempat untuk mengunjungi desa tradisonal Todo karena waktu kami tak memungkinkanlagi karena sudah terlalu siang, dan untuk menuju Desa tersebut kami harus melalui jalan-jalan berbatu dan cukup rumit. Oke, tujuan selanjutnya kami arahkan ke Bukit Cinta yang lokasinya tak jauh dari Bandara Komodo di Labuan Bajo. Di sepanjang perjalanan pulang, mata kami selalu di manjakan dengan panorama alam yang ciamik, bahkan area persawahan warga pun menjadi pusat perhatian kami bertiga untuk berhenti sejenak dan mengambil beberapa gamar bahkan menjadi tempat yang pas untuk kita menerbangkan Drone. Sssst, perjalanan dilanjutkan, akhirnya kami tiba di Bukit Cinta sekitar pukul setengah 5 sore dan keluar masuk tempat ini ternyata gratis hehe. Bukit Cinta Mungkin lelah, iya tentu saja hari itu sangat melelahkan karena kami harus menempuh perjalanan 6 jam di atas motor, 3 jam pergi dan 3 jam pulang. Tiba di Bukit Cinta seenggaknya kami bisa beristirahat dan meluruskan kaki sejenak. Dilihat-lihat pemandangan di tempat ini menarik juga, sunset di balik bukit terlihat begitu menawan. Dalam hati sembari berdoa, semoga Indonesia akan selalu terlihat cantik seperti ini. Aminnn! Selesai hari itu, sebelum magrib berkumandang kami memutuskan untuk pulang ke homestay dan beristirahat sebelum keesokan harinya kami harus pulang ke Jakarta. Jum’at, 14 September 2018. Tak terasa ini adalah ahri terakhir kami di Labuan Bajo karena malamnya kami harus kembali ke Jakarta. Flight kami sebenarnya jam serengah 3 sore namun itu ke Surabaya, nah sementara dari Surabaya ke Jakarta kami kebagian flight jam 9 malam. Jadi, pagi harinya kami masih sempat berkunjung ke Pantai Kampung Ujung yang ternyata tak jauh dari homestay kami, hanya berjalan kaki saja. Pantai Kampung Ujung Ibaratnya Pantai Kampung Ujung ini hanyalah pantai hiburan untuk masyarakat sekitar saja, hanya aktivitas pelabuhan yang dapat disimak. Namun, setidaknya panorama disini juga menjanjikan, selain itu kita juga bisa menikmati beberapa jajanan tradisonal masyarakat sekitar di tempat ini. Hari sudah siang, sholat jum’at pun sudah, packing pun sudah selesai. Tibalah saatnya kami menuju bandara Komodo untuk menunggu jadwal keberangkatan pesawat kami. Btw, untuk pulang kami memutuskan untuk naik pesawat saja, karena kondisi fisik yang juga sudah lelah dan belum lagi keesokan harinya kita punya agenda penting masing-masing. Untuk tiket pulang ini kami lumayan dapat harga yang cukup mahal sekitar Rp. dari Labuan Bajo-Surabaya-Jakarta. Tapi, bagi teman-teman yang males naik pesawat, kalian bisa pulang dengan jalur yang sama sesuai keberangkatan kita kok. Saatnya mengucapkan selamat tinggal untuk Labuan Bajo,inyaallah suatu saat nanti kita akan kembali karena masih banyak hal yang belum kami pahami dari tempat ini, masih banyak wilayah yang belum kami telisik, intinya tanah Flores itu cantik nyatanya. Terimakasih Labuan Bajo! Ohiya, untuk makan selama di Labuan Bajo kami telah menetapkan untuk etss tapi tetap makan makanan sehat ya banyak kok. Meski terbilang rata-rata makanan disana cukup mahal, tapi banyak kok ibuk-ibuk yang menjual nasi bungkus di pinggiran jalan, harganya juga murah dan rasanya juga enak kok. Satu hal yang gua sesali selama berkunjung ke tempat ini adalah gagalnya gua bermalam di Desa Wae Rebo, padahal pengen banget kesana. Kenapa gagalm karena biaya yang dikeluarkan cukup mahal sekitar Rp. untuk menginap disana, belum lagi jalan yang di tempuh sangatlah sulit, dan tentu ada biaya-biaya lain yang akan mengiringi. Sementara kami tak punya banyak uang lagi da waktu lagi, tapi gua janji suatu saat nanti bakal balik lagi ke Labuan Bajo dan menginap di Wae Rebo. Terimakasih udah ikutin cerita gua dari awal sampe akhir, maaf kalau tulisan gua kurang berkenan di hati. Sampai jumpai di catatan backpacker gua selanjutnya, sukses terus untuk kalian yang membaca dan semoga ini menambah refresni kalian untuk berlibur. Link untuk Vlog Klik Tautan Berikut! Jangan lupa Subscribe Youtube gua dan Follow Instagram gua di mrioaldino Total Biaya Jakarta-Lombok Rp. Bandara Lombok-Pul Damri Rp. Via Damri Pul Damri-Terminal Mandalika Via Grab Terminal Mandalika-Bima Rp. Via Bus kelas Bisnis Bima-Pelabuhan Sape Rp. Via Angkutan Umum Pelabuhan Sape-Labuan Bajo Rp. Via Kapal Feri …. Penginapan di Labuan Bajo, Hotel Mutiara Kamar Backpacker Rp. Rp. 3 malam Makan Rp. Rp. untuk 5 hari Paket Wisata One Day Trip Rp. Pulau Rinca, Pulau Padar, Snorkeling di Menjerite, Pulau Kelor Sewa Motor Rp. Harga sewa motor aslinya 75k/motor, kita bertiga dan sewa 2 motor, jadi 150k 3 = Rp. 50K Bensin Motor Rp. …. Biaya Masuk Rinca wisatawan lokal Rp. Biaya Masuk Spiderwab Ricefield Rp. …. Tiket Pesawat Pulang Labuan Bajo-Surabaya Rp. Surabaya-Jakarta Rp. Total Biaya Keseluruhan Rp. How to get from Lombok Island to Labuan Bajo Find Transport to Labuan Bajo Search accommodation with There are 2 ways to get from Lombok Island to Labuan Bajo by plane or ferry Select an option below to see step-by-step directions and to compare ticket prices and travel times in Rome2Rio's travel planner. Fly • 3h 17m Fly from Lombok LOP to Labuan Bajo LBJ LOP - LBJ Ferry • 29h 21m Take the ferry from Lembar to Labuhanbajo Km. Tilongkabila Lombok LOP to Labuan Bajo LBJ flights 91 Weekly Planes 5h 11m Average Duration 2 478 ₴ Cheapest Price See schedules Questions & Answers What is the cheapest way to get from Lombok Island to Labuan Bajo? The cheapest way to get from Lombok Island to Labuan Bajo is to ferry which costs 650 ₴ - 900 ₴ and takes 29h 21m. More details What is the fastest way to get from Lombok Island to Labuan Bajo? The quickest way to get from Lombok Island to Labuan Bajo is to fly which costs 4 000 ₴ - 6 000 ₴ and takes 3h 17m. More details How far is it from Lombok Island to Labuan Bajo? The distance between Lombok Island and Labuan Bajo is 391 km. How do I travel from Lombok Island to Labuan Bajo without a car? The best way to get from Lombok Island to Labuan Bajo without a car is to ferry which takes 29h 21m and costs 650 ₴ - 900 ₴. More details How long does it take to get from Lombok Island to Labuan Bajo? It takes approximately 3h 17m to get from Lombok Island to Labuan Bajo, including transfers. More details How long is the flight from Lombok Island to Labuan Bajo? There is no direct flight from Lombok Airport to Labuan Bajo Airport. The quickest flight takes 4h 50m and has one stopover. Search flights Which airlines fly from Lombok Airport to Labuan Bajo Airport? Lion Mentari Airlines, Citilink Indonesia, Wings Air and two other airlines offer flights from Lombok Airport to Labuan Bajo Airport. Search flights Where can I stay near Labuan Bajo? There are 134+ hotels available in Labuan Bajo. Prices start at 3 750 ₴ per night. More details How do I get to Lombok LOP Airport from Lombok Island? The best way to get from Lombok Island to Lombok Airport is to taxi which takes 12 min and costs 120 ₴ - 160 ₴. More details What companies run services between Lombok Island, West Nusa Tenggara, Indonesia and Labuan Bajo, Indonesia? Citilink Indonesia, Batik Air and five other airlines fly from Praya to Labuan Bajo hourly. Batik Air Website Ave. Duration 5h 25m When Every day Estimated price 5 000 ₴ - 14 000 ₴ Ave. Duration 3h 47m When Every day Estimated price 5 000 ₴ - 14 000 ₴ Garuda Indonesia Website Ave. Duration 5h 40m When Tuesday, Thursday and Sunday Estimated price 11 000 ₴ - 36 000 ₴ Ave. Duration 3h 5m When Sunday Estimated price 5 000 ₴ - 11 000 ₴ Citilink Indonesia Website Ave. Duration 4h 50m When Monday, Thursday, Friday and Sunday Estimated price 2 700 ₴ - 7 000 ₴ Pelni Want to know more about travelling around Indonesia Rome2Rio's Travel Guide series provide vital information for the global traveller. Filled with useful and timely travel information, the guides answer all the hard questions - such as 'How do I buy a ticket?', 'Should I book online before I travel? ', 'How much should I expect to pay?', 'Do the trains and buses have Wifi?' - to help you get the most out of your next trip. Where to next? Trips from Lombok Island Trips to Labuan Bajo Popular routes detikTravel Community - Backpacking lewat jalur darat ke Labuan Bajo? Tentu saja bisa! Simak kisah perjalanan jalur darat ke Labuan Bajo selama 17 hari yang cuma habis Rp 600 ribu bulan Agustus 2016, kisah petualangan ini dimulai dengan salim kepada orang tua sebelum pergi meninggalkan rumah."Serius nih uang Rp 600 ribu doang?" tanya saya dalam hati saat masih di dalam kamar."Oke! Don't think, just go bray!" Lagi, saya menyakinkan perjalanan ini dari dalam kalian, karena membaca tulisan ini. Ya, dalam kesempatan yang berbahagia ini. Saya pengen sharing ke kalian semua tulisan dari petualangan saya ke Labuan Bajo dengan mengantongi uang yang hanya 600 ribu caranya dengan uang segitu? Naik apa? Aman nggak? Perjalanannya gimana? Ini serius nggak sih?Iya, ini serius. Makanya, baca dulu sampai dengar Labuan Bajo? Kalau sudah, saya jamin pasti kalian pengen banget ke sana. Bukan cuma Bali yang bisa bikin kita jatuh cinta, Labuan bajo juga!Mungkin, Labuan Bajo belum sepopuler Bali dan Lombok pada tahun 1996, dimana Instagram belum lahir. Karena, dari Instagram lah yang akhirnya tempat wisata di Indonesia semakin tersebar di dunia. Itu gapapa, justru atau malahan Bajo terletak di Nusa Tenggara Timur. Labuan bajo memiliki banyak pemandangan yang menakjubkan. Dari mulai alam, budaya, dan masyarakat pulau-pulau yang cantik menghiasi setiap sisinya seperti surga dunia yang telah Tuhan ciptakan untuk kita. Banyak turis asing berbondong-bondong untuk bisa menapakkan kaki dan melihat secara langsung nggak cuma disuguhi warna cantik yang menghiasi langit-langitnya. Ada juga pulau-pulau dan pemandangan bawah lautnya yang bikin nggak mau pulang!Di balik itu, ternyata orang asli Kampung Komodo itu ramah-ramah banget. Awalnya sih, saya takut untuk memulai perjalanan ini. Terlebih, teman-teman saya pada berkomentar negatif tentang orang-orang Timur. Padahal mereka belum pernah ke cerita, ternyata teman-teman saya salah pandang, maksudnya mungkin yang dia lihat kebetulan yang negatifnya saja. Nyatanya setelah saya menginjakan kaki di Tanah Timur, orang-orang di sana nggak seperti apa yang teman saya di Kampung Komodo, saya dipeluk sangat erat, dianggap sebagai saudara baru, dan disambut hangat layaknya anak yang baru pulang dari mendengar kisah perjalanan. Diajak keliling Komodo dengan menaiki kapal pribadinya. Setidaknya itulah yang saya rasakan saat begitu sangat dekat dengan masyarakat lokalnya. Itulah yang bikin saya semakin jatuh cinta dengan pergi ke Labuan Bajo jalur darat selama 17 hari melewati Yogya, Banyuwangi, Bali, Lombok, Sumbawa, Dompu dan Bima. Dari situlah akhirnya saya berhasil sampai di Labuan Bajo dengan cara yang adalah cara yang tepat untuk kantong mahasiswa yang uangnya pas-pasan kaya saya. Ternyata dari backpacker inilah saya menemukan perjalanan yang unik, bertemu dengan orang lokal dengan kepribadian yang berbeda-beda, saling tolong-menolong tanpa melihat latar belakang saya di saat perjalanan berpetualang dengan keyakinan, karena petualang itu harus mandiri, harus bisa berpikir positif, harus bisa survive di tempat asing. Suka dengan tantangan, harus siap dengan resiko-resiko yang bisa muncul kapan aja, dan harus siap dengan segala kondisi Jakarta, saya menggunakan kereta api tujuan Lempuyangan, Yogya. Pastikan harus membeli tiket keretanya terlebih dahulu. Tidak disarankan untuk duduk di atap kereta menggunakan karpet. Selanjutnya, bisa langsung ke Stasiun itu, jalan kakilah sampai di Pelabuhan Ketapang untuk menyebrang ke Pelabuhan Gilimanuk, dari Pelabuhan Gilimanuk bisa langsung menggunakan bus atau menumpang dengan tujuan Padang Bai. Kemudian, dari Padang Bai menyeberang lagi naik kapal fery ke Pelabuhan Lembar, Lombok, bisa langsung bisa naik angkot ke Pelabuhan Khayangan untuk menyeberang lagi ke Pelabuhan Pototano, Sumbawa. Dari tadi, banyak banget nyeberang. Ya, namanya juga jalur Dari Sumbawa suasana sudah berubah. Mulai terlihat gersang. Debu mulai bertebangan dan panasnya terik matahari yang Pelabuhan Pototano, kamu bisa menumpang atau menggunakan bus tujuan Sumbawa Besar-Dompu-Bima. Dari Bima, kamu bisa langsung ke Pelabuhan Sape untuk menyeberang ke Pelabuhan Labuan yang saya keluarkan ke Labuan Bajo saat itu nggak sampai Rp 450 ribu. Berikut rinciannya- Pasar Senen-Yogya lempuyangan Rp. kereta- Lempuyangan-Banyuwangi Rp. kereta- Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Bali Rp ferry- Pelabuhan Gilimanuk-Pelabuhan Padang Bai bali Rp. bus- Pelabuhan Padang Bai-Lembar Lombok Rp. ferry- Pelabuhan Lembar-Khayangan Lombok Rp. angkot- Pelabuhan Khayangan-Pelabuhan Pototano Sumbawa GRATIS! ferry- Pelabuhan Pototano-Sumbawa Besar GRATIS! mobil pick up- Sumbawa Besar-Dompu GRATIS! mobil pick up- Dompu-Bima GRATIS! mobil pick up- Bima-Pelabuhan Sape GRATIS! angkot- Pelabuhan Sape-Labuan Bajo GRATIS! ferry- Pelabuhan Labuan bajo-Komodo GRATIS! perahuBanyak gratisnya? Ya, kita juga nggak tahu. Namanya juga Jakarta, memakan waktu 7 hari sampai Labuan Bajo jalur darat. Untuk sampai Labuan Bajo selama 7 hari itu, saya lakuin mulai dari menumpang kapal, truk, berjalan kaki, sesekali naik angkot di perjalanan nggak selalu mulus. Di perjalanan saya disuguhi banyak pengalaman seru, aneh, unik dan mulai diusir supir angkot, dilarang ke Lombok hingga dipaksa naik angkot di perbatasan layaknya maling yang di seret-seret, di interogasi di perbatasan hingga frustasi karena uang Bali, selama satu harian itu saya enggak kemana-mana. Hanya duduk di sudut bibir pantai, karena uang saat itu enggak lebih dari Rp 30 ribu. Jadi cuma duduk saja lihatin bule-bule lalu lalang ke sana ke mari. Rasanya beli kopi saja saya masih mikir 5 di balik kendala dan musibah Tuhan masih punya kejutan untuk para petualang. Surprise yang enggak saya duga akan datang dengan sendirinya. saya juga menemukan orang baik di setiap pulau yang saya di Bali, saya dapat tumpangan gratis sama mobil gas elpiji walaupun duduknya dempet-dempetan, desek-desekan di dalam, kaki harus naik ke atas, tas keril harus dipangku karena saking sempitnya, tapi saya bersyukur banget masih ada orang yang punya hati yang baik untuk sekedar berbagi tempat saya ketemu remaja masjid di Lombok dan dikasih tempat untuk tidur, makan, mandi. Yang paling saya nggak habis pikir, mereka semua remaja masjid di Lombok ngebayarin saya naik kapal mewah yang ada tempat dan lagi, mendapatkan tumpangan mobil bak terbuka bersama manusia dari seni bangunan ke Sumbawa. Yang bikin terharu ternyata saya juga diantar sampai Dompu dengan perjalanan 6 jam terharunya lagi, saya diperlakukan seperti saudaranya sendiri dikasih makan berkali-kali, tempat tidur di basecamp anak-anak CB Bima, saya ketemu cucu pengusaha air mineral dan lagi-lagi ditraktir makan junkfood dan bekal uang untuk bertahan hidup. Itu salah satunya, karena masih banyak lagi yang saya alami selama perjalanan ini berlangsung. susah, sedih, frustasi, depresi. Semuanya, saya rasain dan saya nikmatin.

backpacker ke labuan bajo dari lombok